Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Babak Baru Pencarian Alien  

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Sxc.hu
Sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penemuan planet baru di Alfa Centauri, yang hanya berjarak 4,3 tahun cahaya dari Bumi, mengobarkan kembali semangat berlomba menemukan planet kembaran Bumi yang mungkin dihuni oleh kehidupan extraterrestrial. Planet baru itu, Alfa Centauri Bb, diyakini sebagai planet pertama dengan massa mirip bumi. Planet itu juga diyakini mengitari bintang serupa matahari. 

Babak baru pencarian kehidupan asing di luar Bumi ini juga didukung dengan pembangunan teleskop berkekuatan super, yang beberapa kali lipat lebih besar dan canggih daripada teleskop yang ada sekarang. Termasuk satu teleskop antariksa baru yang akan menggantikan posisi Teleskop Antariksa Hubble. Pada saat yang sama, diskusi ilmiah soal kemungkinan adanya kehidupan asing juga semakin mengemuka. 

“Para ilmuwan sangat senang bisa berbicara secara rasional soal kemungkinan adanya kehidupan di luar sana,” kata Bob Nichol, astronom di Portsmouth University, Inggris.

Nichol mengatakan bahwa penemuan planet-planet baru, seperti planet baru yang teridentifikasi di tata bintang Alfa Centauri pada pekan lalu, juga mendorong semangat itu. Lebih dari 800 eksoplanet—sebutan untuk planet di luar tata surya kita—telah ditemukan sejak awal 1990-an.

“Ledakan jumlah planet membuat peluang itu semakin besar,” kata Nichol. Dia menambahkan bahwa banyak format kehidupan yang ada di bumi adalah indikasi, meski bukan bukti, ada kehidupan di luar sana.

Ilmuwan dari Geneva Observatory mengatakan bahwa planet terbaru yang mereka temukan ini terlalu dekat dengan bintang induknya sehingga kecil kemungkinan planet itu bisa mendukung adanya kehidupan. Namun studi sebelumnya menunjukkan bahwa ketika ada sebuah planet ditemukan mengorbit sebuah bintang, biasanya ada planet lain di tata bintang tersebut.

Dengan penemuan itu, beberapa astronom lain kini mulai menyisir Alfa Centauri guna mencari planet lain yang mengitari bintang itu, terutama di zona yang cukup hangat untuk dapat dihuni makhluk hidup.

“Sangat realistis jika berharap bahwa dalam beberapa dekade mendatang kita bisa menyimpulkan apakah sebuah planet seperti bumi mempunyai oksigen atau ozon di atmosfernya, dan apakah permukaannya tertutup vegetasi,” kata Martin Rees, Astronomer Royal Inggris.

Dalam dasawarsa mendatang, dua teleskop baru itu akan menjadi mata dan telinga yang membuat para ahli astronomi mampu melihat dan mendengar alam semesta dengan lebih dalam dan luas. Square Kilometre Array (SKA) adalah teleskop radio yang berlokasi di Australia dan Afrika Selatan. Sedangkan Extremely Large Telescope Eropa (E-ELT) yang berlokasi di puncak pegunungan di Gurun Atacama, Cile, akan menjadi teleskop optik terbesar yang pernah dibuat.

Tugas utama kedua teleskop itu adalah mengusut asal usul dan sifat galaksi di alam semesta. Keduanya juga harus mencari sinyal kehidupan lain di planet-planet yang hingga kini hanya terlihat dalam detail kasar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Dengan kemampuan teleskop baru ini, kemungkinan pendeteksian adanya kecerdasan di luar bumi (extraterrestrial intelligence) pada beberapa dekade mendatang akan jauh lebih besar daripada saat ini,” kata Mike Garrett, direktur jenderal Astron, Institut Astronomi Radio Belanda.

Dengan diameter cermin hampir 40 meter, E-ELT sanggup mengungkap planet-planet yang mengorbit bintang lain dan menghasilkan gambar yang ketajamannya 16 kali lipat dibanding Hubble Space Telescope.

Sedangkan teleskop radio SKA yang akan rampung pada 2024, akan memiliki 3.000 cakram, masing-masing selebar 15 meter. Secara keseluruhan, rangkaian teleskop ini sanggup melihat 10 kali lipat lebih jauh ke dalam alam semesta dan mendeteksi sinyal yang 10 kali lebih tua. Termasuk sinyal yang mungkin dipancarkan oleh radar militer dari jutaan bintang terdekat.

“Jadi, jika ada peradaban maju di planet yang berada di sekitar bintang-bintang tersebut, kami akan bisa melihatnya,” kata Nichol.

Isobel Hook, astrofisikawan Oxford University yang bekerja di E-ELT, mengatakan bahwa teleskop baru ini akan mendorong pencarian kehidupan cerdas di luar bumi pada babak yang baru. “Teleskop ELT akan membantu kita mempelajari atmosfer planet ekstrasolar dan mencari tanda-tanda biologis, seperti air, karbon dioksida, dan molekul oksigen dalam spektrumnya,” kata Hook.

Dengan perlengkapan yang tepat, Hook mengatakan, ELT mungkin dapat menggunakan spektroskopi guna mempelajari panjang gelombang cahaya yang dipantulkan oleh sebuah obyek. “Sehingga teleskop itu dapat mendeteksi indikasi adanya vegetasi di planet yang jauh,” ujarnya.

TJANDRA DEWI | REUTERS | ESO

Berita Terkait:
Benda Asing Jatuh dari Langit Siberia

Salatun Percaya UFO Hingga Akhir Hayat

Benda Mirip Pesawat UFO Terdeteksi di Laut Baltik

Sepekan Ini, ''UFO'' Dua Kali Nongol di Inggris 

Ada Fisika di Balik Rahasia Seniman Crop-Circle

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia