TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengklaim proses persiapan proyek pembangunan program kampung deret dan kampung susun sudah mulai dikerjakan. "Masih pemetaan, tapi prosesnya panjang," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Ahad, 28 Oktober 2012.
Proses pemetaan yang dimaksud Jokowi, di antaranya masalah komunitas di lapangan hingga tingkat RW dan RT. "Setelah itu baru pelaksanaan (eksekusi)," ujar Jokowi.
Wali Kota Surakarta yang terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 20 September 2012 itu yakin program yang dijanjikan saat kampanye lalu akan tercapai. Anggaran untuk program ini pun disebutnya lebih dari cukup dan telah diajukan dalam Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara.
Namun ia tak menyebut berapa angka yang dimasukkan untuk program ini dalam anggaran. "Dananya lebih dari cukup, tapi tetap harus disetujui Dewan," ujarnya. Anggaran tersebut, selain meliputi pembangunan kampung susun dan kampung deret, juga akan digunakan untuk pembenahan kampung-kampung kumuh. "Ini ada anggaran sendiri (APBD), juga dari Kemenpera menggunakan APBN. Setiap kampung (pendanaannya) berbeda," ujarnya.
Titik-titik pembangunan kampung deret dan susun yang disorot Jokowi akan dilakukan antara lain di lokasi langganan banjir, di antaranya Bukit Duri dan Kampung Pulo. "Semua mendukung, beberapa sudah memberikan sinyal," ujar Jokowi.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo mengatakan program yang juga melibatkan pihaknya ini tak bisa dilakukan secara instan. Salah satu kendalanya adalah perlunya perhitungan yang cermat untuk normalisasi kali di lokasi yang akan dibangun pemutakhiran kampung itu.
"Kalinya harus dilebarkan, misalnya Kali Ciliwung idealnya 50 meter," ujar dia. Ery mengatakan saat ini lebar kali Ciliwung mengalami penyempitan jadi hanya sekitar rata-rata 25 meter.
Bila tidak begitu, tujuan Jokowi untuk menyelamatkan warga pinggir kali dari banjir tak bisa terwujud. "Bila kali tak cukup lebar, tetap saja banjir," ujarnya.
M. ANDI PERDANA