TEMPO.CO, Kupang - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mempercepat layanan penerangan menggunakan energi surya di wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste serta Australia. "Masih banyak warga di perbatasan negara dengan Timor Leste maupun Australia yang belum menikmati listrik," kata General Manager PLN Wilayah NTT, Richard Safkaur, kepada Tempo di Kupang, Senin, 29 Oktober 2012.
PLN, menurut dia, telah memasang lampu Super Ekstra Hemat Energi (Sehen) sebanyak 24 ribu unit bagi warga yang tinggal di perbatasan negara, di antaranya warga di Kabupaten Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Kupang, dan Belu, yang berbatasan dengan Timor Leste, serta Rote Ndao, yang berbatasan dengan Australia. "Sudah terpasang dan menyala, sehingga warga sudah bisa menikmati penerangan," katanya.
Dia mengakui penerangan yang diberikan belum maksimal karena belum mencakup seluruh wilayah di perbatasan negara. Karena itu, PLN sedang mendata warga di perbatasan yang belum menikmati listrik. "Kami menargetkan akhir tahun ini seluruh warga perbatasan sudah menikmati listrik," katanya.
Namun, dia mengakui, kendalanya, masyarakat di wilayah perbatasan rata-rata tidak mampu membayar biaya pemasangan lampu Sehen sebesar Rp 250-500 ribu. "Rp 250 ribu untuk jangka waktu enam bulan dan Rp 500 ribu untuk setahun pemakaian yang harus dibayarkan ke Bank NTT," katanya.
Pemasangan lampu Sehen ini, katanya, untuk memudahkan masyarakat di perbatasan, karena akses pemasangan listrik ke lokasi tersebut belum terjangkau. Setiap rumah di pasangan tiga titik lampu Sehen, dan setiap 100 rumah, diberi sebuah televisi lengkap dengan parabola. "Lampu ini bisa bertahan selama 5 tahun, dengan garansi rusak ganti ulang," katanya.
YOHANES SEO