TEMPO.CO , Jakarta: Warga Jakarta sebaiknya sedia payung sebelum hujan melanda ibu kota beberapa bulan mendatang. Puncak curah hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari tahun depan.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Tuwamin Mulyono, mengatakan sampai saat ini kondisi cuaca di Jakarta masih dalam masa transisi. Sementara puncaknya akan terjadi pada Januari 2013. "Yang perlu diantisipasi adalah angin kencang," kata Tuwamin di Balai Kota Jakarta, Selasa, 30 Oktober 2012.
Sebelum memasuki puncak hujan, menurut dia, perlu juga diwaspadai hujan lebat yang terjadi secara sporadis. Namun, ini tidak terjadi setiap hari. Sementara pada saat puncak, diperkirakan hujan akan sangat lebat dan merata.
Hingga November, curah hujan di Jakarta masih akan terus meningkat. Sedangkan saat puncak musim hujan mendatang, curah hujan mencapai 300-500 milimeter per bulan. "Untuk masa transisi, curah hujan masih dibawah angka itu," ujarnya.
Sedangkan pada Februari dan Maret 2013, Tuwamin menambahkan, curah hujan akan kembali turun. Dengan perkiraan itu, dia meminta Pemerintah DKI Jakarta bersiap untuk menghadapi banjir yang akan melanda Jakarta. "Pemerintah daerah harus siap-siap juga," katanya.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, kemarin mengumpulkan pejabat terkait untuk menyiapkan antisipasi banjir yang diperkirakan terjadi pada Januari 2013. Dia ingin mengetahui kesiapan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait. "Saya mesti bertanya bagaimana persiapan untuk logistik, kesehatan berapa menit datang setelah banjir," ujarnya.
Dia juga meminta agar posko bantuan untuk musibah banjir di Jakarta dikurangi. Karena, banyaknya stakeholder yang membuka posko membuat bantuan tidak menjadi fokus. "Kalau semua orang bikin pos komando, nanti kepada siapa kami sampaikan arahan," katanya.
Jokowi mengatakan, banjir di Jakarta bisa berkurang saat Kali Pesanggrahan telah selesai dinormalisasi. Kanal Banjir Timur dan Cengkareng Drain juga dalam persiapan untuk dinormalisasi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Arfan Arkilie, menambahkan pada 6 November akan dilakukan gladi lapangan untuk penanggulangan banjir di Silang Monas. Personil yang disiagakan melibatkan, beberapa SKPD terkait seperti Satpol PP, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana, Dinas Perindustrian dan Energi, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan, Dinas Kesehatan, PLN, PAM, SAR, Polda, dan PMI.
"Ini bagian kesiapsiagaan antisipasi banjir. Karena menurut BMKG yang akan agak besar terjadi pada Januari. Tetapi kami tidak bisa santai, karena kalau hujan di Depok dan Katulampa tetap bisa banjir. Kami harus siap itu kewajiban pemerintah," kata Arfan.
Dia mengatakan, jika Katulampa dalam posisi Siaga 3, berarti banjir akan sampai di Jakarta sekitar sembilan jam. Makanya, BPBD masih memiliki waktu untuk menyiapkan posko yang dibutuhkan. "Kami instruksikan ke lurah dan camat," ujar dia.
Saat ini di Jakarta terdapat 62 titik rawan banjir, khususnya di daerah bantaran kali. Pemerintah provinsi DKI Jakarta fokus terhadap lokasi-lokasi tersebut. Sejauh ini, untuk mengurangi banjir di Jakarta telah dilakukan berbagai upaya, seperti pelayanan pembersihan di 144 saluran, pengurangan genangan di 110 lokasi, pembangunan 26 waduk retensi, dan pembersihan jalan di 10 titik. Selain itu, juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya banjir dari tingkat kelurahan hingga rukun tangga.
SUTJI DECILYA
Terpopuler:
Alasan Angkot Kalah Pamor dengan Motor
Kabupaten Tangerang Bangun Terminal Utama
Seluruh Puskesmas Jakarta Akan Pakai CCTV
Kondisi Novi Amilia Membaik Setelah Detoksifikasi
Hujan Ringan Guyur Jakarta Siang Hari