TEMPO.CO, Jakarta -Tiga perusahaan milik Grup Bakrie mencatatkan rugi di kuartal III tahun ini. Perusahaan tersebut adalah PT Berau Coal Energy Tbk, PT Bakrieland Development Tbk, dan PT Bakrie Telecom dengan total kerugian netto yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk mencapai hingga Rp 1,4 triliun.
Kerugian pertama dialami oleh PT Berau Coal Energy dengan total sebesar USD32,65 juta atau setara dengan Rp 300,3 miliar. Sangat anjlok jika dibandingkan periode serupa pada tahun lalu yang bahkan bisa mencetak laba hingga US$ 111,51 juta.
Direktur Utama PT Berau Coal Energy Roslan Perkasa Roeslani dalam keterangan tertulisnya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia menyatakan laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan,"Semua informasi dalam laporan keuangan telah dimuat secara lengkap dan benar," kata dia, Kamis , 1 November 2012.
Dalam laporan tercatat meruginya perusahaan karena turunnya penjualan, naiknya beban perseroan dan rugi selisih kurs serta turunnya nilai aset perseroan pada periode tersebut. Belum lagi akibat dari turunnya penjualan selama sembilan bulan berjalan sebanyak 7,13 persen dibanding angka penjualan di periode serupa tahun lalu dari US$ 1207 miliar menjadi US$ 1121.
Kerugian juga tercatat dalam laporan keuangan PT Bakrieland Development (ELTY). ELTY tercatat membukukan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp133,01 miliar hingga kuartal III tahun ini. Merosot jauh ketimbang periode serupa tahun lalu yang sempat mencetak laba hingga sebanyak Rp 129,23 miliar.
Meruginya usaha properti Bakrie tersebut tak lepas dari turunnya pendapatan usaha dari yang semula bisa mencapai hingga Rp 1,4 triliun pada periode serupa di tahun lalu. Tahun ini ELTY hanya bisa membukukan pendapatan sebesar Rp 1,31 triliun. Belum lagi beban pajak perusahaan yang pada tahun ini membumbung tinggi ketimbang periode serupa tahun lalu, dari Rp 2,8 miliar menjadi Rp 50,24 miliar pada saat ini.
Terakhir, kerugian tercatat pada usaha telekomunikasi PT Bakrie Telecom dengan total mencapai Rp 988,24 miliar. Kerugian ini melonjak 53 persen ketimbang kerugian pada periode serupa tahun lalu yang sebanyak Rp 524,96 miliar.
Ruginya usaha Grup Bakrie di bidang telekomunikasi tersebut tak lepas dari unsur turunnya pendapatan perusahaan dari Rp 1,97 triliun pada periode serupa tahun lalu menjadi hanya Rp 1,77 pada periode kali ini. Sementara, beban usahanya melonjak menjadi Rp 2,1 triliun dari sebelumnya hanya sebanyak Rp 2,09 triliun.
GUSTIDHA BUDIARTIE