TEMPO.CO, Tangerang - Kantor Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta menyita 60 buah buku paspor dari berbagai negara yang diduga palsu.
Paspor itu dikirim dalam dua paket dari Bangkok, Thailand, melalui perusahaan jasa pengiriman. Tidak ada nama pengirim dalam paket tersebut. "Paket ditujukan untuk orang berinisial M di Duren Sawit, Jakarta Timur, dan U di Gunung Putri, Bogor," kata Kepala Kantor Bea dan Cukai Soekarno-Hatta, Oza Olavia, Senin, 5 November 2012.
Masing-masing paket berisi tiga tas tas jinjing wanita tanpa merek. Tas itu berisi beragam barang. Dalam dinding setiap tas ternyata terdapat 10 paspor. "Paspor disembunyikan di balik dinding palsu (false concealment) tas dengan menyusunnya dalam papan karton cokelat bekas," kata Oza. Satu paket ditujukan kepada M dan satu lagi kepada U.
Petugas Bea dan Cukai menemukan kejanggalan dalam paspor-paspor itu. Misalnya saja ada 23 paspor yang memilki foto satu orang, namun memiliki nama dan alamat berbeda. Dalam satu paspor tertulis nama Colin Maraden yang beralamat di Prancis. Foto yang terpasang adalah seorang lelaki berkulit gelap dengan cambang lebat.
Foto yang sama tertempel juga di 21 paspor lain. Hanya saja nama dan alamatnya berbeda-beda. Ada yang di Belgia, Cile, Uni Eropa, atau Kongo. "Setelah kami telisik, dari 60 paspor itu, tertempel foto 15 wajah berbeda," kata Oza.
Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan Bea dan Cukai Soekarno-Hatta, Didit Sidharta, mengatakan, penyitaan paspor ini baru pertama kali dilakukan Bea dan Cukai. "Kami kaget karena baru pertama kali ini," katanya. Dia menduga, paspor-paspor itu digunakan oleh sindikat penyeludup narkoba. "Kemungkinan itu ada, karena modusnya persis sama dengan para penyelundup narkotika."
AYU CIPTA
Berita terpopuler lainnya:
Perampokan Pegadaian Terekam Kamera Pengawas
Empat Lelaki Rampok Pegadaian di Jakarta Selatan
BNN Musnahkan 1,7 Kilogram Sabu Jaringan Nigeria