Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa NASA Getol Memburu Gas Metana di Mars?

image-gnews
Foto bebatuan dan permukaan tanah Planet Mars yang diambil kendaraan penjelajah Curiosity NASA.  REUTERS/NASA/JPL-Caltech/MSSS
Foto bebatuan dan permukaan tanah Planet Mars yang diambil kendaraan penjelajah Curiosity NASA. REUTERS/NASA/JPL-Caltech/MSSS
Iklan

TEMPO.COAnn Arbor -- Perburuan kehidupan di Mars terus bergulir. Misi ambisius Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) ini memasuki babak baru saat robot Curiosity gagal mendeteksi gas metana di atmosfer Planet Merah pada beberapa endusan pertama.

Begitu banyak ilmuwan dan awam kecewa dengan hasil pembacaan awal peranti Analisis Sampel Mars (SAM) yang terpasang di Curiosity. Sebab, penemuan metana telah lama dikaitkan dengan adanya kehidupan di suatu planet, dalam kasus ini, Mars.

"Semua orang gembira tentang kemungkinan adanya gas metana di Mars karena kehidupan selalu menghasilkan metana," kata Sushil Atreya, pakar SAM dari Universitas Michigan, Kamis 8 November 2012.

Setidaknya 90 persen metana di atmosfer Bumi berasal dari makhluk hidup. Kondisi inilah yang menjadi acuan para ilmuwan NASA untuk menggunakan metana sebagai indikator adanya kehidupan di Mars.

Para ilmuwan NASA punya satu teori untuk menjawab absennya metana di Mars. Menurut mereka, metana di Mars punya perilaku unik. Gas tak berbau itu bisa dengan cepat menghilang dari atmosfer. Artinya, setiap molekul metana yang berputar-putar di satu lokasi pada waktu tertentu kemungkinan diproduksi pada masa lalu.

"Metana biasanya hancur secara alami lewat reaksi fotokimia, seperti halnya di Bumi. Proses yang sama bisa terjadi di Mars, tapi perlu ratusan tahun," kata Atreya, menambahkan bahwa sebagian besar metana di Mars mungkin "hilang" lantaran diserap oleh permukaan planet itu sendiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lagipula, Atreya mengatakan, keberadaan jumlah besar metana tidak serta merta menggambarkan kehidupan di Mars. Sebab, metana juga dapat diproduksi lewat proses abiotik, seperti degradasi partikel debu antarplanet oleh sinar ultraviolet dan interaksi antara air dan batu. "Tumbukan komet juga bisa menghasilkan metana," ujarnya.

Curiosity akan melanjutkan perburuan hingga dua tahun mendatang untuk memastikan apakah Mars benar-benar memiliki metana, gas yang bisa mendukung kehidupan mikroba. Temuan awal yang diperoleh robot beroda enam ini telah memberi pemahaman tambahan tentang pembentukan dan penghancuran metana di Planet Merah.

"Setidaknya untuk saat ini, metana di Mars memang tenggelam diserap permukaannya," kata Atreya. "Tapi dugaan itu bisa berubah seiring waktu."

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

39 hari lalu

Petugas Kantor Kemenag Kota Sabang melakukan pemantauan hilal di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Kota Sabang, Aceh, Minggu, 10 Maret 2024. Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 ANTARA/Khalis Surry
Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.


Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

45 hari lalu

Komet 12P/Pons-Brooks terlihat setelah letusan besar pada 20 Juli 2023. Tanduk khas dalam letusan itu menjadikan komet ini disebut sebagai komet setan. Foto: Comet Chasers/Richard Miles
Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.


Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

45 hari lalu

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.


Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

46 hari lalu

Gambaran orbit elips komet 12P/Pons-Brooks yang akan melontarkan 'komet setan' itu mengelilingi matahari pada 2024. Foto: SpaceReference.org
Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.


Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.


Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.


Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)
Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.


Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Gerhana Bulan terlihat di Bangkok, Thailand, 8 November 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha
Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.


Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

6 September 2023

Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023. Dok. Puspresnas
Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.


Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

4 September 2023

Dzaky Radiansyah bersama medali perak yang diraihnya di International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOOA) ke-16 2023. Foto: Pribadi
Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

Dzaky mengaku menyukai astronomi sejak kelas 3 SMP.