TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR, Sumaryoto mengklaim dirinya terlalu bersikap kritis atas kinerja PT Merpati dengan direktur barunya Rudi Setyopurnomo. Sikap kritis itu ditunjukkan Sumaryoto dengan mengirim surat daftar pertanyaan kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan.
“Saya kritis tapi tak bicara lisan, karena saya tahu karakter Rudy kurang baik. Saya bertanya cuma sekali saja dalam rapat. Saya kemudian surati ke Pak Dahlan, daftar pertanyaan tertulis supaya dijawab. Tapi sampai sekarang tak dijawab,” kata Sumaryoto dalam konferensi pers di Semarang, Kamis (8 November 2012). Sumaryoto memperkirakan kritisnya itu membuat Rudy panik.
Baca Juga:
Sumaryoto menyatakan sebelum menjabat sebagai direktur Merpati, Rudy adalah komisaris utama Merpati. Menurut dia, Rudy pernah memberikan pernyataan bahwa Merpati tidak memerlukan penyertaan modal negara (PMN).
Bahkan, kata Sumaryoto, Rudy pernah menyatakan Merpati akan menangguk keuntungan Rp 500 juta per hari. Tapi kenyataannya Merpati masih butuh suntikan dana dari APBN Rp 200 miliar.
Sumaryoto menyatakan Rudy tak bisa membuktikan ucapan Merpati akan untung Rp 500 juta per hari itu. Justru dalam tiga bulan terakhir antara Juli, Agustus dan September 2012 Merpati malah rugi Rp 200 miliar. “Diperkirakan, pada akhir tahun ini Merpati akan rugi hingga Rp 1 triliun,” kata Sumaryoto.
Baca Juga:
Ia memperkirakan kondisi Merpati seperti itulah yang membuat Rudy panik.
Sumaryoto menyatakan sejak dulu kondisi Merpati tak pernah untung. “Saya memang khawatir jangan-jangan Merpati di tangan orang ini seperti Indonesia airlines,” kata dia.
Dia menilai, jika Merpati merasa tak butuh penyertaan modal negara itu adalah omong kosong.
Rofiuddin