TEMPO.CO , Jakarta: Ada sesuatu yang khas dalam perhelatan Jakarta Game Show 2012. Di tengah hiruk-pikuk penjualan hardware, kompetisi game, dan promosi game asing, para pengembang game di Indonesia mulai memamerkan produk buatan sendiri.
“Dua-tiga tahun terakhir, tren pengembang game lokal sudah mulai terlihat. Dan tahun ini saya lihat adalah puncaknya,” ujar Fajar Persada Supandi, pendiri Lentera Nusantara, salah satu pengembang game Indonesia.
Mereka tak hanya datang dari kantong-kantong kreatif seperti Bandung, Jakarta, atau Yogyakarta, tapi juga muncul dari daerah yang mungkin di luar perkiraan seperti Cimahi, dengan Himaci Studio, atau Salatiga—yang merupakan basis Educa Studio.
Melihat pesatnya pertumbuhan jumlah pengembang game lokal, perusahaan game asing mulai tertarik untuk bermain di Indonesia. Gameloft misalnya. Perusahaan asal Prancis yang tenar dengan game Assassin's Creed ini pada 2010 membuka studio di Yogyakarta. Adapun Gotanda Denshi tengah mempersiapkan studio joint venture dengan pengembang game Square Enix di Surabaya.
Fenomena ini membawa kekhawatiran tersendiri bagi para pengembang game lokal. Dengan modal yang jauh lebih kecil, ada keterbatasan yang dihadapi pengembang lokal bila dibandingkan dengan perusahaan asing raksasa tersebut, antara lain soal tenaga kerja.
Baca Juga:
Ketika membuka studio di Yogyakarta, Gameloft merekrut sekitar 250 orang sebagai programmer, game tester, graphic artist, game designer, dan video game producer. Jumlah ini tentu kontras dibanding jumlah pengembang lokal, yang umumnya hanya diperkuat belasan orang.
“Jadi mereka bisa mengembangkan dan mengerjakan lebih banyak proyek dengan lebih cepat,” ujar Ivan Chen, Director Anantarupa.
Tidak hanya itu, tenaga kerja yang tersedia juga lebih banyak tersedot oleh perusahaan asing. Para pekerja itu mengejar gengsi dan rekam jejak profesi yang dapat diraih.
Menurut Ivan, banyak yang rela digaji di bawah standar hanya agar bisa bekerja di bawah bendera perusahaan asing. “Padahal industri game Indonesia tengah berkembang dan kita membutuhkan banyak tenaga,” katanya.
Ada kemungkinan kondisi ini bakal menghambat perkembangan industri game di Tanah Air.
RATNANING ASIH
Berita Terkait:
Ini Orang-orang yang Menggilai Games
10 Game Terlaris 2012
Angry Birds untuk Pembelajaran Anak TK
Dua Game Lokal Ini Dipamerkan di JCC
Pestanya Gamer Indonesia Resmi Dibuka