TEMPO.CO, Jakarta - Hingga akhir September lalu, Pertamina EP berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 14,3 triliun. "Jumlah tersebut lebih besar dibanding laba bersih pada periode yang sama tahun lalu yakni Rp 11,8 triliun, "kata Manager Humas Pertamina EP Agus Amperianto dalam rilis yang diterima Tempo, Ahad 11 November 2012.
Menurutnya, kenaikan perolehan laba bersih ini ditunjang tiga faktor. Pertama faktor kenaikan harga minyak yang sepanjang tahun ini bertengger di atas US $ 100 per barel. Padahal dalam asumsi awal harga minyak diperkirakan di kisaran US $ 90 per barel.
Selanjutnya, Agus menjelaskan kenaikan harga gas domestik juga menjadi faktor kedua kenaikan raihan laba bersih. Meski dia mengakui dampak kenaikan harga gas domestik baru akan efektif terasa di kuartal IV 2012.
Faktor ketiga adalah kurs dolar yang terus menguat. "Asumsi awal kita dolar di kisaran Rp 9.000 tapi nyatanya dolar terus di atas itu bahkan sempat stabil di kisaran Rp 9.300," ujarnya.
Agus menjelaskan, angka produksi minyak Pertamina EP sebesar 127,9 ribu barel per hari (MBOPD) dan gas sebesar 1.048,9 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). "Kinerja pada kuartal ketiga tahun 2012 ini lebih tinggi jika dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2011," ujarnya.
Agus menyebut, pada Januari hingga September tahun lalu, produksi minyak Pertamina EP adalah 126,1 MBOPD, sementara produksi gas sebesar 1.027,6 MMSCFD.
Untuk mendukung upaya penemuan cadangan migas, Pertamina EP kini tengah berupaya melakukan eksplorasi dengan menyelesaikan survei seismic 3D seluas 2.027 km2 dan seismic 2D sepanjang 538 km. Pengeboran eksplorasi, Pertamina EP telah menyelesaikan 18 sumur yang terdiri dari 6 sumur pengeboran wildcat dan 12 sumur deleniasi. Sedangkan untuk saat ini, Pertamina EP masih dalam proses pelaksanaan pengeboran 3 sumur wildcat, 2 sumur deleniasi, dan 1 pengeboran twin well.
Sementara itu, untuk mendukung upaya optimalisasi produksi, Pertamina EP telah menyelesaikan pengeboran eksploitasi sebanyak 84 sumur dan masih melakukan pengeboran eksploitasi pada 13 sumur lainnya. Sedangkan untuk sumur kerja ulang, Pertamina EP telah menyelesaikan 52 sumur dan masih melakukan kerja ulang pada 3 sumur lainnya.
"Realisasi kinerja triwulan tiga tersebut merupakan wujud komitmen Pertamina EP dalam menjawab tantangan penurunan produksi alamiah sebesar 18% per tahun," kata Agus.
PINGIT ARIA