TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lembaga Survei Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai publik terlalu serius menanggapi kabar pencalonan Rhoma Irama sebagai presiden. “Kita menanggapinya terlalu serius,” katanya ketika dihubungi, Selasa, 13 November 2012. Menurut dia, nama-nama calon presiden yang beredar sekarang belum tentu akan melaju dalam Pemilihan Umum 2014.
“Selama masih jauh dari deadline resmi, akan ada banyak nama, termasuk dari kalangan yang tidak jelas,” ucap Burhanuddin. “Muncul tokoh dengan ilusi tinggi.” Peredaran nama-nama saat ini adalah kepentingan kandidat maupun partai politik dalam melakukan testing voter alias uji reaksi publik. “Selama belum ada penetapan calon, ini masih testing.”
Nama-nama yang ada sekarang, menurut Burhanuddin, belum ada yang dominan, termasuk politikus lama, seperti Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie. “Ketua Umum PPP Suryadharma Ali saja belum tentu maju sebagai calon presiden. Apalagi Rhoma, kadernya,” dia berujar.
Selain pengalaman teknokrasi yang nihil, sepanjang kiprahnya di dunia politik, Rhoma hanya menjadi juru kampanye. Berdasarkna survei yang pernah dilakukan LSI, nama Rhoma belum pernah muncul dalam simulasi top of mind (pengajuan pertanyaan terbuka tentang siapa yang layak jadi presiden).
Karena itu, dia mengajak publik untuk tidak larut dalam testing voter oleh partai politik. “Ini pemanasan saja. Banyak nama yang akan layu sebelum berkembang,” Burhanuddin menilai. Menurut dia, penyebutan nama Rhoma hanyalah strategi Partai Persatuan Pembangunan dalam menaikkan elektabilitas mereka. “Ini desain menaikkan elektabilitas PPP.”
Menurut Burhanuddin, PPP terangkat karena orang jadi tahu bahwa Rhoma kader partai itu. Dampaknya bakal terasa pada pemilih dari kalangan muslim. “Nama Rhoma punya segmen khas, yaitu pemilih dari kalangan Islam konservatif yang melihat Rhoma didukung oleh ulama.”
Pada akhirnya, ketahanan nama-nama itu akan diuji oleh dua faktor. Pertama, elektabilitas atau persepsi publik bahwa dia layak dipilih. Kedua, ada tidaknya kendaraan politik partai. “Yang berpeluang adalah ketua umum dan dapat mengusung sendiri calonnya.” Sejauh ini, Burhanuddin belum melihat ada kandidat yang memenuhi dua unsur itu.
Nama Rhoma Irama mencuat sebagai kandidat presiden dari PPP. Rhoma pun sudah menyatakan sanggup untuk dicalonkan. Dia mengklaim ini bukan tawaran pertama. Pinangan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden pernah datang pada dua pemilihan umum silam.
ATMI PERTIWI
Berita Terpopuler:
Jokowi: Kartu Jakarta Sehat Tak Gratis
Di Mana Holly Petraeus Saat David Akui Selingkuh?
Begini Cara Bos CIA Sembunyikan E-mail ke Pacarnya
Jokowi Minta Rumah Susun Segera Dihuni
Disiapkan Rp 600 Miliar untuk Kampung Deret Jokowi
Kata Ibas Soal DPR Pemeras BUMN