TEMPO.CO, Seoul - Indonesia menunda pengiriman dua kargo LNG ke Korea Selatan sebesar 120 ribu ton pada bulan Desember mendatang. Penundaan itu dilakukan karena 2 kilang LNG Tangguh di Papua ditutup paska kebakaran yang terjadi awal November lalu.
"Kementerian Ekonomi akan terus memantau pasokan dan permintaan gas alam era. Bila perlu akan mengamankan pemasok alternatif untuk memastikan pasokan gas," jelas Kementerian Ekonomi Korea Selatan dalam pernyataan resminya seperti dikutip Reuters, Rabu malam, 14 November 2012.
Volume LNG sebesar 120 ribu ton itu setara dengan 0,3 persen dari konsumsi gas alam Korea Selatan yaitu sebesar 35,41 juta ton. Kementerian memastikan kapasitas penyimpanan LNG tetap ada di posisi lebih dari 80 persen untuk mencegah kekurangan pasokan gas. Korea Selatan merupakan pengimpor LNG terbesar kedua setelah Jepang.
Kementerian menjamin daya pasokan LNG untuk musim dingin tidak terganggu dengan adanya penundaan pengiriman dan penutupan dua reaktor nuklir di dalam negeri. Sebelumnya, dua reaktor nuklir di Korea Selatan terpaksa ditutup untuk mengganti bagian reaktor yang disuplai dengan dokumen palsu. Belum lama ini, penutupan reaktor nuklir lainnya juga diperpanjang karena adanya retakan mikroskopis.
Pada 6 November lalu, kebakaran terjadi di unit pendingin kilang 2 LNG Tangguh. Kebakaran itu diduga terjadi karena masalah “overheating” yang terjadi di kilang 1. Selama masa pemeliharaan kilang 1, kilang 2 terpaksa ditutup dam tidak bisa beroperasi selama dua bulan ke depan.
Ladang Gas Tangguh di Provinsi Papua Barat dikelola oleh konsorsium perusahaan CNOOC dan Mitsubishi. Bulan lalu, Korea Gas Corp (KOGAS), menyatakan akan membeli lebih banyak gas di Tangguh memenuhi kebutuhan musim dingin dan membeli 3,37 juta ton LNG pada akhir september.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI | REUTERS