TEMPO.CO, Jakarta - Kelangkaan daging sapi yang terjadi di pasar se-Jabodetabek sejak Kamis, 15 November 2012, menyulitkan pemilik warung makan untuk menyediakan masakan berbahan daging. Hal ini disebabkan mogoknya para penjual daging yang kecewa dengan melonjaknya harga daging saat ini.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar, Ngadiran, membenarkan aksi mogok para pedagang daging. Menurut dia, aksi dilakukan atas kebijakan pemerintah memotong kuota impor daging tanpa melihat kenyataan bahwa data di lapangan yang menyebabkan semakin tingginya harga daging.
"Harga daging yang tinggi membuat jumlah konsumen menurun," kata Ngadiran saat dihubungi Tempo, kemarin, Jumat, 16 November 2012.
Meski mendukung pemogokan, Ngadiran menilai ada sisi negatif dan positif dari aksi ini. Secara positif, aksi ini merupakan tindakan untuk menekan pemerintah agar meninjau ulang keseimbangan kesiapan dan realisasi data di lapangan.
"Negatifnya, aksi ini juga diduduki oleh pihak yang berkepentingan, ya importir daging, ya importir sapi," ujarnya.
Selain itu, menurut Ngadiran, adalah beralihnya konsumen pasar tradisional ke pasar modern. "Masyarakat butuh daging, kalau di pasar tidak jual, ya mereka tetap mencari ke pasar modern, kan?" ujar Ngadiran.
AYU PRIMA SANDI
Berita Lain:
Persaingan, Ojek Mengubah Imej Lecek dan Bau
Rumah Bos Perusahaan Migas Disatroni Maling
Polisi:Sekolah Mewah Harusnya Buat Parkir Basement
544 Kecelakaan di Jakarta Selatan Hingga Oktober