TEMPO.CO, Jakarta - Melonjaknya harga daging tidak membuat konsumen meninggalkan daging. Sejumlah pembeli yang sebagian besar ibu-ibu tetap mengkonsumsi daging meski harganya sudah melebihi Rp 100 ribu. "Mau tidak mau, jadi tetap beli walaupun mahal," kata Diani, 50 tahun, saat ditemui Tempo di supermarket Hero, Tomang, Jakarta Barat, Sabtu, 17 November 2012.
Menurut Diani, kebutuhan keluarganya akan daging mau tidak mau harus dipenuhi. Alasannya, daging sudah menjadi lauk sehari-hari di rumahnya. "Tapi mungkin porsinya saja agak disesuaikan," ujar Diani.
Hal senada diutarakan Adesiar, 53 tahun, yang tetap membeli daging meski harganya cukup mahal. Daging itu dibelinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari suaminya dan empat orang anaknya. "Habis mau bagaimana lagi, terpaksa meskipun sedikit lebih mahal," ujarnya.
Adesiar mengatakan kebutuhan untuk membeli daging terkadang dibeli di pasar swalayan. "Apalagi sekarang katanya susah di pasar, jadi daripada pusing-pusing langsung ke sini saja," kata dia.
Pantauan Tempo, harga daging di Hero Supermarket sudah menembus angka Rp 107 ribu per kilogram. Mahalnya harga daging juga terjadi di tingkat pasar tradisional yang membuat sejumlah pedagang tidak berjualan. Hal itu lantaran mahalnya harga daging yang sudah mencapai angka di atas Rp 100 ribu per kilogramnya.
DIMAS SIREGAR