TEMPO.CO, Washington -- Penjualan sistem operasi terbaru Microsoft, Windows 8, belum mencapai harapan. Menurut situs Winsupersite--yang kerap menjadi rujukan media digital di Amerika Serikat soal perkembangan Microsoft secara internal--ini terjadi karena lambannya para vendor komputer melempar produknya ke pasar.
Menurut situs yang dikelola Paul Thurrott ini dan dikutip Business Insider, kelambanan pasokan komputer desktop atau laptop serta tablet berbasis Windows 8 ini membuat para calon konsumen kesulitan mencari produk. Dia mendasarkan informasinya pada sumber di kalangan marketing Microsoft.
Faktor lainnya adalah pemberitaan miring yang muncul ihwal mundurnya Steven Sinofsky, bekas Presiden Windows Microsoft, secara tiba-tiba. Sinofsky, yang digadang-gadang sebagai calon chief executive officer pengganti Steve Ballmer, CEO Microsoft sekarang, menimbulkan keraguan di benak calon konsumen akan kualitas Windows 8.
Sinofsky adalah tokoh kunci yang mengomandani lahirnya sistem operasi Windows 8, yang mengalami perombakan drastis. Dari sebelumnya berbasis sistem navigasi dengan tetikus, sekarang lebih menekankan pada layar sentuh, meskipun tetikus masih tetap digunakan.
Faktor lain yang membuat penjualan Windows 8 kurang moncer adalah faktor ekonomi. Saat ini kawasan Amerika Utara, khususnya Amerika Serikat, dan Eropa sedang dilanda krisis ekonomi berkepanjangan. Ini membuat calon konsumen menahan pembelian yang dirasa belum mendesak.
Dalam penjelasan ke sebuah media Perancis baru-baru ini, Steve Ballmer mengatakan penjualan Windows 8 lumayan. Sebelumnya dia pernah menyebutkan bahwa sistem operasi itu terjual 4 juta kopi dalam beberapa hari saja.
BUSINESS INSIDER | BUDI RIZA