TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pertanian dan peternakan dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori, menduga kelangkaan pasokan serta naiknya harga daging sapi disebabkan oleh permainan para importir. Sebab, sejak pemerintah memangkas kuota impor daging sapi, merekalah yang paling dirugikan.
“Yang mendapat kuota impor menahan untuk menciptakan adanya kelangkaan di pasaran,” kata Khudori ketika dihubungi, Senin, 19 November 2012.
Menurut Khudori, pemangkasan kuota impor dalam jumlah yang luar biasa besar, dari 100 ribu ton daging sapi di 2011 menjadi 34 ribu ton sapi di 2012, telah menguras rezeki para importir tersebut. Dengan demikian, tak menutup kemungkinan para importir dengan sengaja membuat kelangkaan pasokan.
Dugaan ini bukannya tak beralasan. Pasalnya, menurut dia, data stok daging sapi Kementerian Pertanian, pasokan daging sapi sudah cukup. Selain itu, jika harga daging sapi melonjak naik pun, Khudori tidak melihat adanya satu fenomena ekonomi yang bisa menyebabkan kenaikan sedemikian tinggi. “Kenaikan harga ini tidak wajar, setelah Idul Adha seharusnya turun, tapi tidak. Padahal, tidak ada masalah ekonomi yang signifikan,” katanya.
Kebijakan pemangkasan daging sapi impor ini, Khudori melanjutkan, juga merugikan negara-negara yang menjadikan Indonesia sebagai outlet daging sapi mereka, seperti Australia. “Saya rasa mereka tak akan tinggal diam karena tentunya ini juga akan merugikan mereka,” katanya.
Khudori membantah jika masalah pasokan daging disebabkan oleh kebijakan swasembada daging sapi, yaitu dengan penurunan kuota impor secara drastis. Ia tidak menampik bahwa persentase penurunan impor daging sapi memang besar. “Tapi menurut data, pasokan ada dan aman,” katanya.
Keputusan pemerintah menurunkan kuota didorong oleh target mencapai swasembada daging sapi pada 2014. Khudori menilai keputusan memberlakukan swasembada pangan sudah tepat. “Toh kita punya potensinya. Jadi, pemangkasan impor untuk menuju swasembada pangan tidak terburu-buru dan tidak menyebabkan kelangkaan,” katanya.
Pemerintah, asosiasi pedagang sapi, serta pengusaha sapi diimbau untuk duduk bersama menentukan kebijakan serta menghitung produksi serta distribusi sapi. Hal ini dibutuhkan agar terbentuk sebuah persepsi yang sama serta solusi yang seragam dalam menghadapi krisis kelangkaan sapi ini.
ANANDA W. TERESIA
Berita Terkait:
Daging Sapi Mulai Menghilang di Pasar Subang
Daging Sapi di Banyuwangi Mulai Langka
Stok Aman, Harga Daging Sapi NTT Stabil
Meski Mahal, Konsumen Tetap Membeli Daging
Daging di Depok Akan Hilang Selama Sepekan