TEMPO.CO, Bojonegoro - Sebanyak 80 warga yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro dilatih untuk menanggulangi bencana banjir. Para pemuda desa dan pengurus lingkungan ini dilatih untuk penanggulangan darurat ketika banjir datang.
Peserta pelatihan berasal dari sejumlah desa yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo. Seperti Desa Kauman, Kelurahan Klangon, Jetak, Ladok Kulon, dan Ledok Wetan, Kecamatan Kota Bojonegoro. Kemudian di Desa Ngulanan, Desa Jarakan, di Kecamatan Dander.
Sebagian juga di Desa Brenggolo, Manukan, Cengungklung, Kecamatan Kalitidu. Pelatihan dilakukan selama empat hari di area Wanawisata Dander, Bojonegoro, Rabu, 21 November 2012.
Pelatihan yang diprakarsai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro akan membahas beberapa materi. Di antaranya, pelatihan Siap Siaga ketika banjir datang, pencarian korban di Sungai Bengawan Solo, evakuasi korban banjir, hingga membuat dapur umum ketika bencana banjir meluas.
Menurut Kepala BPBD Bojonegoro, Kasiyanto, pelatihan penanggulangan bencana banjir ini diberikan khusus bagi warga di bantaran Bengawan Solo. Biasanya, kegiatan ini dilakukan memasuki musim hujan, di mana Bojonegoro berpotensi terjadi banjir tahunan dari luapan Bengawan Solo dan anak Sungai Bengawan Solo.
Baca Juga:
Seperti Sungai Kening, Sungai Kunci, Sungai Semarmendem, Sungai Kalitidu, dan Sungai Pacal. “Tiap musim hujan datang, Bojonegoro kerap dikepung banjir,” katanya pada Tempo, Rabu, 21 November 2012.
SUJATMIKO