TEMPO.CO, Surabaya - Grafik penjualan perangkat teknologi informasi (IT) di Provinsi Jawa Timur menunjukkan pergerakan positif, khususnya penjualan komputer tablet (tablet PC). Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) wilayah Jawa Timur mencatat penjualan komputer tablet tahun ini bakal menggerus pasar notebook dan personal computer (PC).
Ketua Bidang Humas Apkomindo Jatim, Oliver Johanes Setiawan, mengatakan, fenomena ini tak lepas dari perubahan gaya hidup dan mobilitas individu yang semakin tinggi. Meski fasilitas yang ditawarkan komputer tablet tidak selengkap notebook dan PC, perangkat tablet mampu mencuri perhatian penikmat notebook.
Menurut Oliver, fasilitas yang diusung tablet PC dirasakan cukup mendukung kinerja individu yang menginginkan kecepatan pengiriman data dengan tetap menonjolkan sisi stylist-nya. "Gaya hidup sangat mempengaruhi penggunaan tablet PC di Jawa Timur," katanya di sela pembukaan pameran Scomdex 2012, Jumat, 30 November 2012.
Disinggung penggunaan software bajakan, ia mengaku ada penurunan penjualan. Kesadaran masyarakat disebutnya semakin tinggi terhadap dampak negatif penggunaan software bajakan. Bahkan, pihaknya melarang penggunaan perangkat lunak ilegal kepada 100 lebih pengusaha IT di bawah payung Apkomindo Jatim.
Cara ini, kata dia, adalah terobosan terbaik guna memutus mata rantai penggunaan dan penjualan software bajakan. "Dengan tidak ada yang jual, maka tidak ada yang beli. Masyarakat semakin tahu bahwa software bajakan tidak bisa di-update lagi," katanya.
Ketua Apkomindo Jatim, Kurniawan Putra, mengatakan, penjualan perangkat IT secara umum memiliki prospek cerah hingga beberapa tahun ke depan. Ini tak lepas dari bisnis Internet yang tak pernah mati akibat guncangan ekonomi.
Kenaikan upah minimum kota/kabupaten tahun depan, ujarnya, membuat Apkomindo semakin optimistis bahwa penjualan perangkat IT makin melambung. Tingkat kesejahteraan masyarakat semakin baik seiring kenaikan UMK sehingga belanja kebutuhan nonmakan (pokok) pun meningkat. "Kenaikan UMK berdampak positif," kata Kurniawan.
DIANANTA P. SUMEDI