TEMPO.CO, Jakarta - Holy Lake merupakan daya tarik utama Kota Pushkar, India. Pushkar dalam bahasa Sansekerta artinya bunga teratai. Kisahnya bermula ketika Brahma menjatuhkan kelopak bunga teratai ke bumi dengan tangan kanannya membunuh raksasa jahat. Tiga kelopak bunga jatuh di daerah padang pasir dan membentuk tiga buah danau. Danau terbesar adalah yang kita ketahui sebagai Holy Lake saat ini.
Mengutip buku Rp 3 Jutaan Keliling India dalam 8 Hari yang ditulis Rini Raharjanti, Kota Pushkar juga merupakan salah satu kota suci di India. Para penganut agama Hindu mengunjungi Pushkar untuk melakukan ritual pembersihan diri di salah satu dari 52 ghat yang tersedia di Holy Lake, layaknya Sungai Gangga di Varanasi.
Beberapa ghat dipenuhi orang-orang lokal yang melakukan ritual pembersihan diri. Mereka tampak khusyuk melakukan ritual ini. Beberapa keluarga tampak berkumpul di tepian ghat dan melakukan doa bersama dengan membuang bunga sesajen ke dalam kolam pemandian.
Namun, ketenangan Rini terusik ketika seorang brahmin mendekati dan memaksanya untuk menerima bunga. Rini menolak. Satu orang gagal, teman yang lain muncul lagi. Begitu terus secara bergantian. Lantaran bosan dan kesal, akhirnya diterima saja bunga itu.
Setelah menerima bunga, Rini dipaksa membuang bunga tersebut ke dalam kolam pemandian. Ia menolak, bahkan tak acuh dengan permintaan mereka. Tapi mereka berjuang keras menyuruhnya. Setelah beberapa lama, tindakan mereka mulai sedikit kasar dengan berteriak keras. Mereka bahkan memerintahkan Rini untuk segera membuang bunga tersebut ke dalam kolam pemandian. Dengan alasan yang sama, karena kesal, dituruti saja kemauan mereka.
Sesampainya di pinggir kolam, Rini berniat langsung melemparkan bunga tersebut ke dalam kolam pemandian. Namun, mereka menyuruhnya duduk terlebih dahulu di pinggir kolam untuk mengikuti sebuah proses cara membuang bunga yang baik dan benar agar karma baik selalu menyertai kehidupannya dan keluarga.
Brahmin kemudian memberikan sebuah nampan yang berisi bubuk berwarna merah, batok kelapa, dan gelang berwarna kuning kemerahan. Rini wajib mengikuti mantra yang disebutkan oleh brahmin ini. Spontan, Rini menolaknya seraya mengatakan ia tak akan mengulangi mantra apa pun. Akhirnya, si brahmin mengucapkan mantra sendiri.
Setelah itu, dia menanyakan berapa jumlah anggota keluarga Rini. Otaknya langsung berpikir, pasti ada hubungannya dengan jumlah sumbangan yang harus diberikan. Rini pun berbohong dengan menjawab ada empat anggota keluarga.
Si Brahmin melanjutkan bahwa Rini harus memberikan sumbangan kepada anggota keluarganya. Ditambahkan pula, biasanya, orang-orang menyumbangkan uang sebesar US$ 20 sampai US$ 50 per orang. Rini kemudian meletakkan 100 rupee di atas nampan. Sementara brahmin berargumentasi supaya ia memberikan uang lebih banyak lagi, Rini bergeming.
Brahmin akhirnya menyerah dan mengikatkan gelang yang terbuat dari beberapa helai benang berwarna kuning kemerahan di pergelangan tangan kanan Rini lalu berkata, "Just show this bracelet and brahmins would bother you."
Ternyata gelang ini adalah satu-satunya jimat agar tamu yang datang ke Holy Lake tidak diganggu para brahmin.
RINI K