TEMPO.CO, Jakarta - Geolog dari PT Rio Tinto Indonesia, Theo van Leeuwen, mengatakan industri tambang Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan Australia dan Kanada. “Dari segi pengembangan dan eksplorasi, masih banyak sekali yang harus diperbaiki,” katanya, dalam seminar "Pengembangan Eksplorasi Mineral Indonesia" di Jakarta, Senin, 10 Desember 2012.
Menurut dia, hambatan utama dalam pengembangan industri tambang di Indonesia adalah regulasi pemerintah. Pemerintah sering merevisi peraturan. Pengeluaran izin tambang pun sulit dan minim. “Jika yang terlibat hanya geologis, masalah ini mudah diatasi. Tapi ini juga melibatkan politikus,” katanya.
Selain itu, Theo menganggap banyak regulasi pertambangan tidak beradaptasi dengan kondisi pasar. Umumnya, ketika harga naik, kegiatan eksplorasi akan meningkat. Sebaliknya, jika harga logam turun, jumlah kegiatan pertambangan menurun.
Dia menambahkan, yang terjadi di Indonesia, ketika harga turun, pemerintah mulai mengeluarkan regulasi yang tidak beradaptasi dengan kondisi harga pasar. “Tidak selalu ada sinkronisasi antara kebijakan pemerintah dan kondisi pasar.”
Theo menilai potensi pasar logam Indonesia masih sangat baik, meskipun perkembangan industri tambang masih terbatas. Ia mengatakan kondisi geologis Indonesia memungkinkan negara kepulauan ini memiliki banyak sumber mineral yang memiliki prospek bagus seperti emas, tembaga, bauksit, dan nikel. “Untuk jangka waktu yang lama, berpuluh-puluh tahun, sumber mineral Indonesia masih akan aman,” katanya.
Indonesia, kata Theo, masih memiliki banyak potensi logam. Untuk itu, pemerintah didesak untuk aktif mencari area sumber eksplorasi dan pengembangan logam baru. Survei area harus terus dilakukan untuk dipetakan. Teknologi dan metode baru juga harus dimanfaatkan untuk mengidentifikasi spot eksplorasi terbaru.
“Terkadang di area yang sudah dicap tidak memiliki potensi logam justru mengandung logam dalam jumlah banyak.”
Kepala Pusat Sumber Daya Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Calvin Karo Karo Gurusinga, mengatakan pemerintah berusaha menghasilkan peraturan yang mengurangi risiko kerugian pengusaha. “Kami terus memperbaiki regulasi. Pengembangan itu kadang-kadang tidak sinkron dengan undang-undang kita,” katanya.
ANANDA TERESIA
Berita Terpopuler:
Bupati Aceng Nikahi Shinta, Pestanya Meriah
Gaya Mewah Djoko Susilo, Nunun, dan Miranda
Kemenangan Zaki Ubah Peta Politik Keluarga Atut
Mubarok Akui Partai Demokrat Semrawut
Sutan Bhatoegana: Lepas dari Hambalang, Anas Melejit