TEMPO.CO, Jakarta - Belum juga tutup tahun, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, berhasil melampaui target penerimaan tahun ini. Hingga akhir November lalu, penerimaan bea dan cukai tercatat Rp 133,09 triliun atau 101,4 persen dari target Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2012 sebesar Rp 131,2 triliun.
"Ini semua hasil kerja keras seluruh pegawai di organisasi," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Agung Kuswandono, di kantornya, Selasa, 11 Desember 2012.
Penerimaan disumbang realisasi bea masuk sebesar Rp 25,6 triliun dari yang ditargetkan sebesar Rp 24,1 triliun. Penerimaan cukai mencapai Rp 87,5 triliun dari target Rp 83,2 triliun. Adapun bea keluar sebesar Rp 19,8 triliun dari target Rp 23,2 triliun.
Agung mengakui target penerimaan dari bea keluar belakangan sulit tercapai. Terutama karena pemerintah mengeluarkan aturan bea keluar produk tambang sebesar 20 persen. "Ternyata itu membuat industri menunda ekspornya," kata dia.
Selain aturan bea keluar produk mineral, Agung mengatakan susahnya aturan perizinan juga menjadi kendala. Begitu pula harga minyak kelapa sawit (CPO) yang sedang jatuh mengurangi sumbangan industri terhadap penerimaan bea keluar. "Padahal, selama ini CPO menjadi 90 persen produk yang menopang penerimaan bea keluar," ujarnya.
Meskipun demikian, Agung optimistis hingga akhir tahun direktorat yang dipimpinnya mampu meraup penerimaan sebesar Rp 140 triliun. "Ini target internal kami," katanya.
AYU PRIMA SANDI
Baca juga:
Di Malaysia, Habibie Dianggap Pengkhianat Bangsa
Habibie Pengkhianat Bangsa, Ini Tulisan Lengkapnya
Disebut Pengkhianat Bangsa, Habibie Center Santai
SBY Marah, Alex Noerdin di Amerika Serikat
Partai Demokrat Digerogoti Anak Kos