TEMPO.CO, Jakarta--Sasaran studi banding anggota Komisi Riset dan Teknologi Dewan Perwakilan Rakyat ke Brasil dan Amerika Serikat ternyata tak sesuai dengan hasil kajian Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). "Kami mengusulkan India dan Ukraina. Brasil dan Amerika itu usulan Dewan," kata Kepala Bidang Pengkajian Kedirgantaraan Internasional Lapan, Ahmad Bekti, kepada Tempo Rabu 12 Desembr 2012.
Ia menjelaskan, India dan Ukraina dipilih lantaran sudah menjalin kerja sama dengan Lapan. “Kunjungan ke kedua negara itu akan lebih mudah. Sebab, sejak awal sudah terbangun komunikasi,” tutur Bekti.
Pekan lalu, dua tim dari Komisi Teknologi berkunjung ke Amerika Serikat dan Brasil untuk membahas rancangan undang-undang mengenai antariksa. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) memperkirakan studi banding 20 anggota Komisi Riset dan Teknologi Dewan Perwakilan Rakyat ke Amerika Serikat dan Brasil menghabiskan biaya Rp 2,89 miliar.
Kunjungan anggota Dewan ini juga dikritik pengamat dirgantara Dudi Sudibyo. Menurut dia, kunjungan ke Amerika Serikat masih dapat dibenarkan. Sebaliknya, motif kunjungan ke Brasil patut dipertanyakan.
“Kenapa memilih negara yang jauh padahal banyak negara di Asia yang sudah maju seperti India dan Cina," kata Dudi. Karena itu, ia curiga perjalanan ke Brasil hanya kedok anggota Dewan untuk jalan-jalan.
Anggota Komisi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Nur Yasin, menyatakan Brasil dan Amerika Serikat dipilih karena memiliki pengetahuan tentang antariksa yang tinggi. "Brasil adalah negara berkembang yang sudah mumpuni soal antariksa," kata Yasin.
Alimin Abdullah, anggota Komisi Teknologi dari Fraksi Partai Amanat Nasional, menyatakan komisinya berangkat ke Negeri Abang Sam untuk mempelajari teknik memotret Indonesia dari luar angkasa.
Ia menuturkan, selama di Amerika Serikat, rombongan akan mengunjungi Boeing Satellite Systems International, Jet Propulsion Laboratory, Geo Spatial Innovation Facility, NASA Ames Research Center, NASA Ames Intelligent Systems Division, dan Aerospace and Marine International.
Adapun di Brasil, rombongan akan mengunjungi beberapa tempat, di antaranya Lembaga Riset Aerospace Brasil dan Kementerian Pertahanan Brasil untuk mempelajari soal roket.
Alimin membantah Komisi Teknologi melakukan pemborosan dalam studi banding kali ini. "Silakan nanti diperiksa KPK dan BPK. Kami melakukan ini untuk tugas negara membuat undang-undang," kata dia.
Kepala Bidang Fungsi Politik Kedutaan Besar Indonesia di Amerika Serikat, Adam Tugio, mengatakan, selama di Washington, Kedutaan hanya satu hari mendampingi tim, yakni pada 10 Desember lalu. Ketika itu anggota Dewan mengunjungi NASA dan bertemu dengan pakar antariksa di George Washington University.
Ketua Fraksi Demokrat DPR RI Nurhayati Assegaf menegaskan akan menjatuhkan sanksi kepada tiga anggota Fraksi Demokrat yang berkeras melakukan studi banding ke Brasil. "Kami akan beri teguran dan minta penjelasan dari mereka mengapa tetap pergi padahal izin belum ada," ujar dia.
RUSMAN PARAQBUEQ | ANGGA SUKMA WIJAYA | GUSTIDHA BUDHIARTIE | EFRI R
Baca juga:
Tempat yang Akan Dikunjungi Anggota Dewan di Prancis
Ini Anggota Dewan yang ke Prancis untuk Studi Sapi
Ini Alasan Anggota Dewan Pelesir ke Prancis
Bahas HewanTernak, DPR Plesir ke Prancis
Foto-foto Kunjungan "Belanja" Dinas Anggota DPR ke Berlin