TEMPO.CO, Tulungagung - Puluhan anggota Pemuda Anshor mendatangi kantor Dinas Pendidikan Tulungagung. Kedatangan massa Anshor ini sempat membuat kaget pegawai Dinas Pendidikan siang tadi, Jumat, 14 Desember 2012.
Anshor meminta pertanggungjawaban mengenai buku yang telah tersebar di kalangan siswa sekolah menengah atas dan madrasah aliah. Buku yang disusun Musyawarah Guru Mata Pelajaran itu dianggap menyudutkan Presiden ketiga Abdurrahman Wahid dalam kasus penyimpangan Bulog tahun 2001.
Ketua Anshor Tulungagung Yoyok Mubarok mengatakan Dinas Pendidikan telah teledor dalam mengawasi materi buku itu. Kasus ini menyerupai blunder yang dilakukan politikus Partai Demokrat Sutan Bathoegana. Padahal, faktanya Gus Dur tidak pernah dinyatakan bersalah oleh pengadilan melakukan tindak pidana itu. "Gurunya harus belajar sejarah," kata Yoyok.
Tak hanya meminta menarik BKS dari sekolah, Dinas Pendidikan juga dituntut untuk meminta maaf kepada keluarga Gus Dur. Hal serupa juga dilakukan Sutan saat membuat kesalahan yang sama.
Tak ingin larut dalam polemik ini, Bupati Tulungagung Heru Tjahjono memerintahkan penarikan BKS hari ini juga. "Saya sudah perintahkan buku itu ditarik," kata Heru.
HARI TRI WASONO