Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gegar Otak pada Anak Bisa Bertahan Lama  

Editor

Alia fathiyah

image-gnews
Foxnews.com
Foxnews.com
Iklan

TEMPO.CO, Albuquerque - Anak-anak yang mengalami gegar otak ternyata memiliki efek cedera yang dapat bertahan selama berbulan-bulan. Para peneliti mempelajari 30 anak antara usia 10 hingga 17 tahun. Mereka melakukan pemindaian otak dan beberapa tes kognitif kepada anak-anak sukarelawan itu.

Setengah dari anak-anak tersebut baru saja mengalami gegar otak dengan kehilangan kesadaran dan menunjukkan keadaan mental yang berubah. Dua pekan setelah cedera, anak-anak dengan gegar otak menunjukkan penurunan kecil dalam hal kognisi dan menunjukkan perubahan di bagian putih otak mereka dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menderita cedera otak. Materi putih dalam otak yang dimaksud terdiri atas serat syaraf yang dikelilingi oleh lemak terisolasi yang disebut myelin.

Namun, tiga bulan kemudian setelah gejala lain pada anak-anak yang cedera ini menghilang, pemindaian otak masih menunjukkan perubahan pada materi putih ini. "Temuan ini mungkin berimplikasi penting tentang kapan aktivitas fisik benar-benar aman bagi anak-anak yang berisiko mengakibatkan gegar otak kedua. Karena akan berpotensi lebih melukai otak yang sudah rentan," kata peneliti Andrew Mayer dari Universitas of New Mexico. Studi ini diterbitkan dalam Journal of Neuroscience.

Penelitian juga dilakukan terhadap orang dewasa, yang juga menunjukkan perubahan materi putih dalam otak setelah gegar otak. Tetapi tingkat keparahannya jauh lebih terlihat pada anak-anak daripada yang terjadi pada orang dewasa. Ini mungkin berarti bahwa anak-anak lebih rentan terhadap efek dari cedera otak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dr Christopher Giza, peneliti cedera otak dari Universitas of California, LA mengatakan penelitian di masa depan harus menyelidiki apakah perubahan struktural terungkap dalam pemindaian otak yang memiliki implikasi klinis untuk anak-anak. "Pekerjaan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah perubahan dalam materi putih ini mewakili proses pemulihan yang lama atau perubahan permanen dalam otak," kata Giza.

LIVE SCIENCE | ISMI WAHID

Berita Lain:
Twitter dan Facebook Rusak Romantisme di Ranjang
8 Langkah Tetap Sehat Setelah 40 Tahun
Tubuh Lambat Tumbuh Bikin Panjang Usia
Tubuh Lambat Tumbuh Bikin Panjang Usia
Kekasih Pencemas Susah Jadi Orang Tua Ide

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

44 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.