TEMPO.CO, Jakarta - Pendapatan pedagang bakso merosot drastis setelah isu bakso mengandung babi muncul. Pendapatan mereka bisa berkurang hingga 50 persen. "Saya biasa dapat Rp 1,9 juta per hari, setelah itu cuma dapat Rp 1 juta," ujar Tarno, 50 tahun, penjual bakso di kawasan Kalibata saat ditemui Tempo di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin, 17 Desember 2012.
Menurut dia, isu tersebut amat merugikan pedagang seperti dirinya. "Dari mulai pedagang kios besar, pedagang mangkal seperti saya, maupun keliling," ujarnya. Bahkan, menurut dia, banyak pedagang keliling yang tak lagi berjualan setelah ada isu tersebut.
"Mereka mulai goyang setelah harga daging sapi naik," ujarnya. Ditambah isu yang bikin cemas seperti ini, banyak pedagang keliling harus gantung gerobak.
Ia meminta masyarakat untuk percaya kembali pada tukang bakso. "Yang mengandung babi itu bakso yang diproduksi pabrik, dijual dalam kemasan," ujarnya. Sedangkan bakso bikinannya diproduksi sendiri di tempat umum, yakni di tempat penggilingan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. "Jadi ada yang ngawasi, tidak tertutup seperti di pabrik," ujarnya.
Menurut dia, jika ada pedagang yang nakal, bisa langsung ketahuan. Sebab, proses itu bisa dilihat oleh pedagang dan masyarakat umum. "Kami kan ngantre di sana, jadi tahu kalau apa yang dijual, semua aman," ujarnya.
Aktivitas Tarno berawal sejak pukul tiga pagi. Ia datang ke penggilingan untuk membeli daging sebanyak 17 kilogram. Harganya Rp 95 ribu per kilogram. Ia juga membeli daging urat 7 kilogram dengan harga 35 ribu per kilogramnya. Biaya sewa penggilingan dikenakan harga Rp 2.000 per kilogram daging yang dibeli.
"Sebelum daging naik, saya jual Rp 8.000 per mangkok, setelah itu naik jadi Rp 10 ribu," ujarnya. Setelah isu bakso babi beredar, meski rugi, ia tak akan menaikkan harga untuk menyesuaikan pendapatannya.
"Saya cuma minta masyarakat kembali percaya, makan bakso yang digiling sendiri itu aman," ujarnya. Ia berharap isu yang merebak sekitar seminggu lalu itu segera reda. Agar dagangannya kembali laris seperti sedia kala.
M. ANDI PERDANA
Berita Lain:
Jakarta Selatan Revitalisasi Jalur Sepeda
Jakarta Selatan Menang Penghargaan Lingkungan
Jokowi Bahas Lagi Masa Depan MRT Hari Ini
Bisnis Berahi di Dunia Maya