TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT), Sudirman, mengatakan khawatir akan terjadi kenaikan harga pakan ternak internasional. Hal ini mungkin saja terjadi sebagai dampak dari pelarangan ekspor dari satu negara penghasil seperti Australia.
"Kalau dilarang itu merugikan, kalau ditutup satu negara, dampaknya ke harga internasional," kata Sudirman saat dihubungi di Jakarta, Senin, 17 Desember 2012.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan menerbitkan kebijakan pelarangan sementara impor produk unggas dari Australia. Alasannya, virus flu burung sedang merebak di negara itu sejak pertengahan bulan lalu. Menteri Pertanian Suswono telah mengirimkan surat resmi tentang pemberitahuan penghentian sementara impor produk unggas dan bahan baku pakan ternak asal Australia.
Sudirman mengungkapkan, saat ini penyebaran virus avian Infulenza (H5N1) bisa diantisipasi. "Kalau ada risk bisa di-manage. Virus ini kan hancur lebur pada tingkat suhu tertentu," katanya.
Sejauh ini, Sudirman masih menunggu peraturan Menteri Dalam Negeri menyangkut larangan ini. Hingga kini, ia mengungkapkan, permentan masih dalam proses pembahasan di Kementerian Pertanian.
Larangan impor pakan ternak dari Australia, Sudirman mengatakan, tidak mengganggu ketersediaan pakan ternak Indonesia secara signifikan. Menurutnya, sebagian besar pakan ternak justru didatangkan dari Amerika, Kanada, dan negara-negara di Eropa. "Kalau impor dari Australia selama ini tidak banyak," katanya.
FIRMAN HIDAYAT