TEMPO.CO, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk mencatatkan saham perdana di lantai bursa pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu, 19 Desember 2012. Saham emiten yang diberi kode WSKT ini naik 10,53 persen menjadi Rp 420 dari harga penawaran umum saham perdana (IPO) sebesar Rp 380 per lembar saham.
"Komposisi peminat saham Waskita terdiri dari 75 persen investor domestik, dan 25 persen adalah investor asing," kata Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq kepada wartawan, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu.
Harga tertinggi pada pembukaan perdagangan menyentuh Rp 490 per saham. Sementara harga terendah berada pada level Rp 420 per lembar saham. Adapun kenaikan harga saham di awal perdagangan dikarenakan besarnya minat investor untuk memilki saham salah satu badan usaha milik negara konstruksi ini. Padahal harga saham ditetapkan mendekati batas atas (kisaran harga sebelum penetapan Rp 320 - Rp 405.
Jumlah saham yang dilepas sebesar 3.082.315.000 atau 32 persen dari modal disetor, termasuk saham baru sebanyak 192.645.000. Pasca IPO modal Waskita menjadi Rp2 triliun. Waskita Karya menjadi BUMN ke-18 yang mencatatkan saham di bursa, emiten ke 23 yang listing di tahun 2012, dan menjadi penghuni bursa yang ke 462.
M Choliq menjelaskan sejauh ini bisnis inti perseroan sebagai kontraktor masih berkontribusi hingga 95 persen. Namun sejalan dengan rencana bisnis perseroan yang merambah investasi tol, realty, dan pabrik beton, di 2013 nanti pengembangan bisnis di luar kontraktor bisa menyumbang 5 persen secara konsolidasi. "Mungkin nanti dalam 5 tahun ke depan (2017), kontribusi nya bisa naik menjadi 10 persen," tuturnya.
Keputusan sebagai investor merupakan upaya menyusun risiko apa saja yang bakal muncul ke depan. Pasalnya, sebagai kontraktor Waskita memperoleh pendapatan fluktuatif dan jangka pendek. Sedangkan sebagai investor bisa memperoleh pendapatan stabil dan jangka panjang. Sehingga Waskita berupaya mengkombinasikan keduanya.
FIONA PUTRI HASYIM
Berita lain:
Bankir Indonesia Sukses Pimpin Citibank Hungaria
Taksi Express Raup Laba Bersih Rp 59 Miliar
Persaingan Hotel di Kota Malang Kian Tak Sehat
Dari Bali ke Lombok Kian Cepat dan Mudah