TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan memproyeksikan Bitung sebagai pelabuhan pengumpul berskala besar atau port hub. Berada di ujung utara Provinsi Sulawesi Utara yang berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik, Bitung dianggap strategis untuk kegiatan ekspor-impor. "Ke depan, pasar kita lebih banyak pada Asia, seperti Cina, Korea, Jepang, dan Hong Kong," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi di Hotel Millenium Jakarta, Rabu, 19 Desember 2012. "Maka, kita bisa katakan, bagian utara Indonesia punya peranan yang penting."
Saat ini, Indonesia sudah memiliki beberapa port hub. Di Pulau Jawa saja, ada tiga titik port hub, yaitu Tanjung Priok Jakarta, Tanjung Emas Semarang, dan Tanjung Perak Surabaya. Selain itu, di bagian barat ada Belawan dan Kuala Tanjung. Sedangkan di Indonesia timur ada Makassar dan Maloey (Kalimantan Timur) sebagai titik yang lain. "Tetapi Bitung adalah pilihan yang obyektif untuk simpul internasional dan nasional," ujar Bayu. Selain karena letaknya yang strategis, Bitung juga kaya ikan dan mineral sebagai komoditas ekspor yang memerlukan pelabuhan yang memadai.
Saat ini belum ada proyeksi untuk pembiayaan pembangunan Pelabuhan Bitung. "Langkah ini yang harus dilakukan. Ini untuk 10-15 tahun ke depan," kata Bayu. Bitung sebenarnya telah memiliki sebuah pelabuhan. Namun, kapasitasnya hanya 10 Teus. Ke depan, kapasitasnya akan ditingkatkan menjadi 40 Teus.
Pelabuhan Bitung, menurut rencana, akan dipadu dengan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Saat ini, lahan seluas 2.000 hektare telah disiapkan. Jalan tol sepanjang 40 kilometer, yang akan menghubungkan Bitung ke Manado, akan dibangun tahun depan. "Saat ini pembebasan tanahnya sudah 50 persen," kata Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang. Selain itu, jaringan kereta api yang menghubungkan Bitung dengan Makassar juga telah masuk wacana.
Sarundajang berharap, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dapat meresmikan Bitung sebagai KEK pada 9 Februari 2013 mendatang, bertepatan dengan kunjungannya ke Manado untuk memperingati Hari Pers.
Sementara itu, pakar logistik dari Institut Teknologi Bandung, Prof Dr Ir Senator Nur Bahagia, menyatakan, selain untuk mendukung kegiatan ekspor-impor, Pelabuhan Bitung akan sangat membantu alur logistik barang di tingkat nasional. "Dari simulasi kami, Pelabuhan Bitung bisa mengurangi hingga 30 persen biaya logistik nasional," ujarnya.
PINGIT ARIA