TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan pagi ini, Rabu, 19 Desember 2012, meresmikan Sistem Persinyalan Kereta Api Computer Based Interlocking (CBI) di Stasiun Gumilir, Cilacap, Jawa Tengah. Peresmian juga dihadiri Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan, Direktur Utama PT Len Industri, dan Sekretaris Daerah Cilacap yang mewakili Bupati Cilacap.
Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan mengatakan, di Pulau Jawa, sistem persinyalan kereta api yang menggunakan sistem elektronik hanya 2 persen. Lainnya menggunakan sistem mekanik dan buatan asing, seperti dari Belanda, Jerman, dan Amerika Serikat.
"Bingung sendiri kita pakainya karena dari luar. Sekarang kita bikin sendiri sehingga harapannya nanti 100 persen buatan Indonesia," kata dia.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Tundjung Inderawan mengatakan, sistem persinyalan kereta api yang kini beroperasi di Indonesia masih didominasi teknologi dari asing. Namun, sistem persinyalan CBI yang baru saja diresmikan ini, kata dia, sudah menggunakan komponen dalam negeri sekitar 60 persen, dan dalam rangka kemandirian potensi nasional, sistem ini dikembangkan, di antaranya, oleh ITB, ITS, dan BPPT.
"Dengan sistem persinyalan elektrik, maka efisiensi akan bisa lebih baik dan mengurangi tingkat kecelakaan," kata Tundjung.
Ia menjelaskan, pengembangan sistem persinyalan CBI dilaksanakan secara bertahap. Tahapan pertama adalah simulasi model pada 2009. Kemudian tahap sertifikasi dan pengujian laboratorium pada tahun anggaran 2010. Tahap ketiga adalah fabrikasi dan desain aplikasi yang diujicobakan di Stasiun Gumilir pada 2011.
ROSALINA
Berita lain:
Bankir Indonesia Sukses Pimpin Citibank Hungaria
Taksi Express Raup Laba Bersih Rp 59 Miliar
Persaingan Hotel di Kota Malang Kian Tak Sehat
Dari Bali ke Lombok Kian Cepat dan Mudah
Angkasa Pura Bantah Pesawat Lion Nyaris Tabrakan