TEMPO.CO, Surakarta - Pemerintah Kota Surakarta akan menggelar lelang sejumlah mobil dan sepeda motor dinas yang dianggap sudah cukup tua. Salah satunya adalah mobil dinas yang biasa digunakan oleh Joko Widodo saat menjabat sebagai wali kota.
Saat masih menjadi Wali Kota Solo, Jokowi yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta itu, memegang dua mobil dinas, yaitu sedan jenis Toyota Camry dan multi purpose vechile jenis KIA Sedona. "Yang akan dilelang adalah KIA Sedona," kata Sekretaris Daerah Kota Surakarta, Budi Suharto, Rabu, 26 Desember 2012.
Menurut dia, lelang kendaraan tersebut akan digelar dua pekan mendatang. Pihaknya akan membuka harga untuk mobil keluaran tahun 2004 tersebut seharga Rp 24 juta. "Mudah-mudahan bisa laku tinggi," katanya.
Budi menyebutkan bahwa pihaknya belum berencana melelang bekas kendaraan dinas Jokowi lain yang berjenis Toyota Camry. Padahal, mobil tersebut usianya lebih tua lantaran diproduksi pada 2002. "Kondisinya masih terawat dan layak untuk digunakan," katanya.
Dua kendaraan dinas tersebut merupakan peninggalan dari wali kota periode sebelumnya. Selama menjabat sebagai wali kota selama tujuh tahun, Jokowi memang belum pernah mengganti mobil dinasnya.
Selain mobil tersebut, Pemerintah Kota Surakarta juga akan melelang 43 mobil dinas serta 290 sepeda motor dinas. "Rata-rata sudah berusia tua sehingga perawatannya boros," katanya. KIA Sedona berplat nomor AD 45 A yang akan dilelang tersebut termasuk mobil yang paling muda.
Menurut bekas sopir Jokowi, Suliadi mengatakan bahwa mobil yang akan dilelang itu sebenarnya masih cukup bagus. "Tapi bahan bakarnya boros dan onderdilnya susah," katanya.
Menurut Suliadi, dia memiliki kenangan yang cukup menarik saat mengantar Jokowi dengan mobil bermesin 2.500 cc tersebut. Pada saat itu Jokowi sedang meninjau banjir di sekitar Bengawan Solo. "Tepatnya di Kelurahan Joyontakan, pada akhir tahun 2007," katanya.
Saat harus melintasi genangan tinggi, mobil itu tiba-tiba mogok. Jokowi langsung turun dan mendorong mobil itu dengan dibantu warga. "Saya sendiri diminta tetap di belakang kemudi," katanya. Akhirnya mobil tersebut terpaksa diderek ke bengkel lantaran mesinnya tetap ngadat.
AHMAD RAFIQ