TEMPO.CO, Yogyakarta- Tim Search and Rescue (SAR) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menemukan dua pendaki di kaki Gunung Sindoro kondisi mengenaskan saat berlangsung perayaan pergantian tahun. Seorang pendaki ditemukan dalam keadaan lemas, dan seorang lagi bahkan sudah meninggal.
“Dugaan sementara karena kekurangan oksigen,” kata Ketua Muhammadiyah Disaster Manajemen Center SAR Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Yudo Hadiyanto, saat dihubungi Tempo Senin 1 Januari 2013.
Baca Juga:
Kedua pendaki itu diduga warga Kapulogo, Desa Kepil, Wonosobo. “Hingga saat ini tim SAR masih mengidentifikasi identitas keduanya,” ujar Yudo. Dia mengatakan sejak Ahad malam, pekan lalu, kawasan Gunung Sindoro telah dipenuhi pendaki untuk menyambut tahun baru.
Keterangan berbeda dari Kepala Pos Gunung Sindoro yang menyatakan ada dua orang tewas akibat gas beracun. "Keduanya sudah meninggal dan telah di evakuasi tim SAR," kata Kepala pos Gunung Sundono, Yuli Rahmatulloh. Menurut Yuli, keduanya pelajar SMP dan SMK. “Ini kejadian pertama kali terjadi.”
Yuli mengatakan, Keduanya ditemukan tewas di kawah utama dengan kedalaman 60 meter pada pukul 6.30 WIB. Gas beracun itu muncul akibat curah hujan yang Tinggi. Dia menjelaskan, lubang dalam kawah itu membawa uap gas beracun. "Gas beracun itu karena tidak berwarna, tidak bau, dan tidak kelihatan maka sulit dideteksi," kata Yuli.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono, gas beracun di kawah Gunung Sundoro akibat air hujan berubah menjadi uap gas, bertekanan tinggi akan mendorong gas-gas lain ikut keluar. " SO2 jelas banyak, jika di atas ambang aman, apa akan bisa bertahan pendaki yg letih, lelah, dingin, lapar dan udara yang tipis," ujar Mbah Rono panggilan akrabnya.
Untuk menghindari kejadian serupa, Surono meminta pendaki menyiapkan diri baik fisik maupun perlengkapan. "Please, naik gunungapi aktif bukan seperti Jalan-jalan di mall, harus punya perlengkapan yang memadai," katanya.
SHINTA MAHARANI | BERNADA RURIT