TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan, tahun baru 2013 sangat menantang. Tahun 2013 bagi BUMN, kata Dahlan, tetap saja tahun plus-minus.
"Karena itu, seorang direksi BUMN mengusulkan agar angka 13 tidak perlu dipakai. Kita sebut saja tahun depan adalah tahun 2012-B!" tulis Dahlan dalam artikel Manufacturing Hope 58 yang dirilis Senin, 31 Desember 2012.
Dalam tulisannya, Dahlan membelejeti tantangan sejumlah perusahaan BUMN menghadapi tahun 2013. Perusahaan BUMN di sektor komoditas primer, ujar Dahlan, masih akan berat. Padahal, sektor tersebut sangat besar di BUMN. "Tapi, dibilang terlalu berat juga tidak. Hanya, tidak lagi bisa diandalkan untuk memupuk pundi-pundi dividen," ujar Dahlan.
Menurut Dahlan, BUMN sektor perbankan, industri semen, dan telekomunikasi masih akan meneruskan kejayaannya pada 2013. Program Bank Mandiri untuk menyatu dengan Taspen dan Pos Indonesia akan menandai perkembangan bank itu pada tahun 2013. Sedangkan sektor telekomunikasi terus didorong melakukan ekspansi, termasuk ke luar negeri. Industri semen juga, kata Dahlan, mempunyai kemampuan yang dapat diandalkan.
Dahlan juga menyoroti perkembangan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Bahkan, ujar Dahlan, sorotan itu mungkin akan lebih keras. Sebab, pada 2013, PT KAI mulai melakukan pembenahan KRL di Jabodetabek.
"Bagi manajemen yang biasa-biasa saja, tentu akan langsung membenahi KRL dulu. Dengan membenahi KRL, direksinya akan cepat mendapat pujian dan terhindar dari segala caci maki. Tapi, direksi PT KAI tidak tergoda dan tidak tergiur oleh pikiran jangka pendek seperti itu. Direksi PT KAI memilih membenahi dulu rute jarak jauh. Memang caci maki terus bertubi-tubi dari pengguna jasa KRL, tapi direksi PT KAI teguh pendirian untuk tetap pada strateginya," tulis Dahlan.
YANDI