TEMPO.CO, Dubai - Qatar Airways menyatakan telah melayangkan gugatan US$ 600 juta terhadap satu kontraktor yang menunda pembukaan bandara internasional baru di Doha. Demikian dilaporkan Reuters kemarin.
Lindner Depa Interiors (LDI), joint venture asal Jerman-Dubai (DEPA.DI), mengantongi kontrak senilai US$ 250 juta untuk membangun 19 lounge bandara pada pertengahan 2012. Namun, hingga tiba pada waktu yang ditentukan, kontrak kerja belum terselesaikan.
Dalam pernyataannya kemarin, LDI mengatakan belum menerima klaim legal dari Qatar Airways. Menurut LDI, gugatan maskapai tersebut "salah dan menyesatkan".
Tenggat waktu penyelesaian pembangunan itu disebut-sebut tidak terpenuhi karena tidak adanya akses menuju lokasi pada sembilan bulan pertama dari total kontrak selama 16 bulan.
LDI juga menyatakan tidak memiliki hubungan kontrak dengan Qatar Airways serta masih dalam arbitrase dengan kliennya, Bandara Internasional New Doha. Qatar Airways akan menggunakan bandara tersebut saat sudah siap secara operasional.
Bandara senilai US$ 15,5 miliar di ibu kota Qatar itu akan menjadi hub untuk maskapai tersebut. Qatar Airways telah memiliki 116 pesawat sejak beroperasi pertama kali 15 tahun lalu. Bandara baru tersebut semula dijadwalkan beroperasi pada Desember silam.
Bandara yang sudah ada di Doha saat ini disebut-sebut sudah mencapai kapasitas maksimal. Penundaan pengoperasian bandara yang baru pun dinilai menghambat rencana ekspansi Qatar Airways.
REUTERS | MARIA YUNIAR