TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan fiskal Amerika Serikat yang meningkatkan pajak bagi orang superkaya dinilai kalangan ekonom bakal berimbas positif bagi perekonomian Indonesia. Namun Menteri Keuangan Agus Martowardojo tidak sepenuhnya puas dengan kebijakan yang disepakati Presiden Barack Obama dan Kongres Amerika itu. “Kami belum melihat permasalahan sudah lewat,” katanya di kantor Kementerian Keuangan, Kamis, 3 Januari 2013.
Naiknya pajak bagi warga superkaya Amerika berakibat penundaan pemotongan anggaran Amerika selama dua bulan. Inilah ihwal ketidakpuasan Agus. Menurut dia, pemerintah harus tetap waspada dengan respons kebijakan yang bakal dibuat. “Banyak yang disetujui di Kongres, tapi sifatnya penundaan.”
Kendati demikian, Agus tak menampik adanya angin segar dari kebijakan negeri Abang Sam itu. Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu menyebutkan imbas positif, yaitu menahan gelombang sentimen bahwa pasar global bakal terganggu. “Untuk sementara itu tidak terjadi," katanya.
Agus berharap pemerintah dan pengusaha tertantang untuk meningkatkan ekspor ke Amerika. Jika peluang tersebut dimanfaatkan dengan optimal, Agus optimistis defisit neraca perdagangan dapat ditekan. Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi gagal mencapai target 6,5 persen. Salah satu penyebabnya adalah defisit perdagangan yang melebar. Hingga November 2012, defisit mencapai US$ 1,33 miliar.
Selain berharap kinerja perdagangan luar negeri makin kinclong, Agus menginginkan naiknya investasi sektor riil, terutama pembangunan infrastruktur. “Infrastruktur di sini maksudnya luas, ya, meliputi energi dan pendukung lainnya," ujarnya.
AYU PRIMA SANDI