TEMPO.CO, Washington- Setelah mendapat perawatan dan pengobatan berupa pengenceran darah, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton akhirnya keluar dari Rumah Sakit Presbyterian, New York. Menurut juru bicara Departemen Luar Negeri, Philippe Reines, tim medis melihat kondisi Clinton sudah membaik.
"Bahkan mereka yakin Clinton akan segera pulih seperti dulu lagi," kata Reines di LA Times, Rabu, 2 Januari 2013.
Merasa tubuhnya telah sehat, Hillary Clinton tidak mau menunggu lama untuk kembali bekerja. Reinse mengatakan, istri mantan Presiden Bill Clinton itu telah meminta stafnya untuk menyusun jadwal kerja baru. "Dalam beberapa hari mendatang, jadwal kerjanya sudah dapat dipublikasikan," ujar Reines.
Ibu dari Chelsea Clinton itu menjalani perawatan sejak Ahad, 30 Desember 2012. Ia dilarikan ke rumah sakit setelah pingsan di rumah, akibat terserang virus perut. Berdasarkan tes MRI, terjadi penggumpalan darah di kepala Clinton. Tepatnya di belakang telinga kanan. Gumpalan itu disebut trombosis vena sinus.
"Sejenis pembekuan yang berpotensi mematikan karena dapat menyebabkan stroke, pembengkakan, atau pendarahan otak," kata kepala bedah saraf Geoffrey Manley.
Manley yang berpraktek di Rumah Sakit Umum San Francisco tidak memiliki rekam jejak kesehatan Clinton. Namun, ia mengatakan, penyakit ini semacam pembekuan pada vena belakang telinga, tempat darah mengalir ke otak. Gumpalan itu bisa menutup jalan darah dari otak.
PELBAGAI SUMBER | CORNILA DESYANA