TEMPO.CO, Kupang - Sebanyak tujuh desa di Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, 4 Januari 2013, terendam banjir setinggi 1 meter akibat meluapnya Sungai Benenain.
"Dari tujuh desa yang terendam banjir, tiga desa yang terparah," kata Camat Malaka Barat, Anselmus Nahak, saat dihubungi Tempo, Jumat, 4 Januari 2013.
Menurut Anselmus, tujuh desa tersebut adalah Desa Lasaen, Umato'os, Umalor, Sikun, Fafoe, Babasa Hait, dan Desa Uanmane. Namun yang terparah adalah Desa Lasaen, Umato'os, dan Desa Fafoe.
Anselmus mengatakan tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut, hanya harta benda yang hanyut. Warga tujuh desa tersebut juga belum mengungsi.
Malaka Barat menjadi langganan banjir setiap tahun karena hingga saat ini belum dibangun tanggul penahan banjir di wilayah tersebut. "Setiap kali hujan deras pasti terjadi banjir," ujar Anselmus.
Langkah penanganan darurat yang akan dilakukan, kata Anselmus, yaitu pihaknya bersama masyarakat akan membuat jalur air agar banjir tidak merendam rumah warga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, Tini Thadeus, mengatakan pihaknya masih menunggu laporan dari Pemerintah Kabupaten Belu sebelum mengirimkan bantuan. "Belum ada laporan resmi tentang dampak banjir itu," ucapnya. Banjir hampir selalu mengancam NTT. Belum ada upaya terpadu untuk penanganannya, meski korban terus berjatuhan.
YOHANES SEO