TEMPO.CO, Makassar - Detasemen Khusus (Densus) 88 menembak mati terduga teroris di halaman Masjid Nur Afiah, Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Jumat, 4 Januari 2013, sekira pukul 10.45 Wita.
Saksi mata, Andi Picunnang (38), mengaku melihat dua pria tersungkur bersimbah darah di dekat masjid. Pria pertama yang terkena tembakan pada bagian paha masih bergerak. Sedangkan pria kedua dikatakannya sudah tidak bernyawa karena diberondong peluru.
"Keduanya langsung dibawa dengan menggunakan mobil meninggalkan rumah sakit," ucap Andi, Jumat, 4 Januari 2013.
Penembak dari Densus 88 itu, kata Andi, berpakaian preman. Mereka mengendarai sejumlah mobil, termasuk Toyota Avanza. Awalnya, di depan masjid ada empat pria yang tengah berdiri dan langsung disergap. Saksi yang tengah mengantre hendak memarkir kendaraan, samar-samar mendengar teriakan aparat yang menginstruksikan untuk tidak melawan.
Tidak lama, terdengarlah dentuman senjata api berulang kali. Kejadiannya begitu singkat, sekitar lima menit. "Ada lebih sepuluh kali ledakan suara pistol. Mereka ditembak dari jarak dekat," ucap pria yang datang ke rumah sakit untuk melihat istrinya yang segera melahirkan. Andi tak tahu ke mana perginya dua orang lagi yang semula tampak bersama korban.
Dari pantauan Tempo siang ini, polisi sudah memasang garis polisi di halaman masjid. Garis polisi melintang di antara dua mobil, yakni Accent Hitam DD-495-AJ dan Toyota Kijang Hitam DD-234-DB. Terlihat banyak bercak darah pada air yang menggenang maupun batako. Pada kap depan mobil pertama, ada dua lubang bekas peluru.
Kepala Polsekta Tamalanrea, Komisaris Amiruddin, membenarkan ada insiden penembakan terhadap dua terduga teroris di sekitar RS Wahidin Sudirohusodo. Penyergapan dilakukan pasukan Densus 88 dengan mengendarai tiga unit mobil.
Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar, Komisaris Besar Endi Sutendi, mengatakan, dua terduga teroris yang ditembak sudah meninggal dunia. Namun, perihal identitas mereka belum bisa dibeberkan. "Masih dalam pengembangan oleh densus, termasuk soal identitas," ujar dia.
Endi enggan memerinci soal maksud dan keberadaan terduga teroris di sekitar RS Wahidin Sudirohusodo tersebut. Ia beralasan penanganan kasus terorisme merupakan kewenangan Densus 88, dan kini masih dalam penyelidikan terkait dengan jaringannya. "Apakah masuk jaringan Poso, pun masih dalam pengembangan. Yang pasti, mereka ditembak karena sudah jelas merupakan pelaku teror," ujar dia.
TRI YARI KURNIAWAN