TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Reserse Kepolisian Resor Jakarta Timur, Ajun Komisaris Polisi M. Soleh, menyatakan, hasil otopsi jenazah RI, 11 tahun, akan digunakan sebagai bukti penyelidikan, apakah RI diperkosa atau sebab lain.
"Otopsi dilakukan sebagai bukti untuk mengembangkan penyelidikan," ujar Soleh kepada Tempo, Ahad, 6 Januari 2013. RI yang sempat dirawat selama sepekan di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur, meninggal tadi pagi pukul 06.00.
RI sempat diduga menjadi korban pemerkosaan karena vaginanya rusak. Namun, selagi menjalani perawatan, siswi kelas V SDN 22 Petang, Pulo Gebang, Jakarta Timur, itu meninggal. Jenazah korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk diotopsi.
Hasil otopsi ini juga akan menguatkan temuan RS Persahabatan, yang menyebutkan ada tindak kekerasan seksual terhadap RI. "Kami harus pastikan penyebab kematiannya," ujar Soleh. Sejauh ini, kata dia, penyebab kematian RI masih sebatas dugaan.
Meski begitu, pihak kepolisian, sejak RS Persahabatan merilis dugaan tersebut, telah melakukan penyelidikan. Namun belum ada pelaku yang diincar. "Ya, makanya tunggu otopsi dulu, masih dalam pengembanganlah," ujarnya.
Siang tadi, jenazah RI dikirim ke RSCM untuk diotopsi. "Polisi meminta untuk otopsi di RSCM," ujar Direktur Utama RSUP Persahabatan, Priyanti Z. Soepandi. Ayah RI, Sunoto, 55 tahun, dan ibunya, Asri, 50 tahun, menunggu pemeriksaan di Rumah Duka RSCM.
Akhir tahun lalu, RI diantar ke RSUP Persahabatan dalam kondisi kejang-kejang. Setelah diperiksa beberapa jam, RI pingsan karena demam yang tinggi. Dalam pemeriksaan, tim dokter menemukan luka infeksi di sekitar kelamin dan lubang dubur. Lalu muncul dugaan ia mengalami tindak kekerasan seksual.
Seminggu dirawat, kondisi RI tak kunjung membaik. "Pasien dalam keadaan sakit berat," ujarnya. Sejak 2 Januari 2013, ia sudah dibantu alat pernapasan, namun temperatur tubuhnya tak juga turun. Sampai akhirnya pagi ini ia sampai pada titik nadir, RI meninggal.
M. ANDI PERDANA