TEMPO.CO, Jakarta- Dua dari enam robot pengangkat sampah dari sungai ke darat di penyaringan sampah Kali Sunter Keresek, Jakarta Utara, rusak. Akibatnya, ritme pengerjaan terganggu dan sampah yang diangkat tidak optimal. "Kalau satu rusak, terpaksa kanibal, pindahin ke unit lain," ujar Kepala Operator Saringan Sampah Kali Sunter Keresek, Deni Irawan, Senin, 7 Januari 2013.
Kanibalisasi yang dimaksud Deni, spare part mesin yang rusak diganti menggunakan mesin lain yang rusak, namun spare part-nya masih bisa digunakan. Kondisi yang berlangsung sejak empat bulan lalu itu diperparah dengan minimnya penyediaan spare part dan perbaikan.
Pihaknya, kata dia, sudah mengajukan perbaikan kepada Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta. “Namun hingga kini belum dikabulkan,” ujar Deni. Sambil menunggu perbaikan robot yang rusak, pihaknya terpaksa menambah jam kerja dari dua kali sehari menjadi tiga kali. "Jika lengkap (enam unit) sehari dua kali cukup," ujarnya.
Menurut Deni, sejak diperasikan pertama kali, baru 2010 semua robot mendapatkan perawatan, namun hal tersebut tidak sampai peremajaan alat. Mesin robot semakin rusak, ujar dia, pada musim penghujan seperti saat ini, karena beban mesin semakin berat. "Makanya, kalau pun tidak diremajakan, ya spare part-nya lengkap tersedia," kata Deni.
Deni mengungkapkan, volume sampah yang dibuang warga ke sungai mengalami kenaikan hingga enam kali lipat dibanding musim kemarau. "Biasanya paling 10 meter kubik, sekarang bisa 60 meter kubik," kata Deni.
Sampah yang diangkut pun beragam, mulai sampah plastik, sterofoam, sofa, kasur, hingga batang pepohon. Sedangkan kalau musim kemarau lebih banyak sampah plastik. "Sekarang lebih beragam, begitupun jumlahnya naik beberapa kali lipat," kata dia.
Deni menambahkan, jika hari biasa sampah yang diangkut menggunakan 3 unit mobil jenis dump truck yang masing-masing berkapasitas 3-4 meter kubik, namun saat ini menggunakan 4 unit truk tronton berkapasitas 15 meter kubik.
JAYADI SUPRIADIN