TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Federal Jerman, Dirk Niebel, berkunjung ke Indonesia, mulai besok, Selasa, 8 Januari 2013, hingga Sabtu, 12 Januari 2013. Bersama sejumlah delegasi dan pengusaha, Niebel akan singgah di Jakarta, Solo, dan Manado.
Selain bertemu dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional serta mitra terkait, Niebel akan mengunjungi proyek-proyek kerja sama Indonesia-Jerman. Proyek itu antara lain kerja sama teknis dan pendidikan kejuruan di Solo serta proyek geotermal dan energi terbarukan di Manado. Niebel akan membicarakan reformasi kehutanan, dan pengurangan emisi dari kerusakan hutan (REDD +).
Duta Besar Jerman untuk Indonesia, DR Georg Witschel, mengatakan selain hubungan politik yang sangat dekat, Jerman memiliki hubungan ekonomi yang baik dengan Indonesia. "Indonesia adalah mitra dagang terbesar di Uni Eropa, " kata Dubes Witschel. Volume perdagangan tahun 2010 mencapai 3 miliar euro atau sekitar US$ 3,9 miliar, dan naik 12 persen pada tahun 2011 menjadi 3,4 miliar Euro.
Impor barang-barang Indonesia ke Jerman naik 9,3 persen dari hampir 3 miliar pada 2010 menjadi 3,3 miliar euro tahun 2011. Investasi langsung Jerman ke Indonesia naik dari 103 juta euro tahun 2010 menjadi US$ 158 juta pada 2011. Sekitar 250 perusahaan Jerman beroperasi di Indonesia, seperti Siemens dan BMW.
Indonesia merupakan satu dari lima negara kerja sama utama. Kerja sama teknik kedua negara telah dimulai sejak 1958 pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Kerja sama keuangan dimulai sejak tahun 1961. Wilayah kerja sama sebelumnya ada empat sektor, yakni kesehatan, perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan, pembangunan sektor swasta, dan pemerintahan madani serta desentralisasi. Kini, kerja sama kesehatan sudah tidak lagi dilakukan.
NATALIA SANTI