TEMPO.CO, Jakarta - Setelah mobil listriknya menabrak tebing, Sabtu pekan lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan merasa mendapat pelajaran baru. Berbekal pengalaman tersebut, dia akan melanjutkan produksi Tucuxi, mobil listrik sport, dengan syarat tertentu. "Harus ada gear box-nya," kata Dahlan, di Jakarta, Selasa, 8 Januari 2013.
Dahlan mengatakan, seseorang yang tidak mau disebutkan namanya memberi informasi seputar Tucuxi. Menurutnya, Tucuxi mengalami rem blong karena tidak didesain menggunakan gear box, sebagaimana mobil-mobil pada umumnya. "Masalah yang mendasar, mobil tidak menggunakan gear box, sehingga tidak ada bantuan pengereman dari sistem mobil," katanya.
Sejak awal mobil dibuat, ia mengetahui bahwa mobil yang diciptakan Danet Suryatama ini punya kekhususan, yakni minus gear box. "Pada saat itu hanya tahu berpengaruh terhadap energi, tidak kepada rem," kata Dahlan. "Kalau tidak pakai gear box menjadi irit, kalau pakai boros."
Bila produksi mobil dilanjutkan tanpa gear box, Dahlan khawatir mobil tersebut bila digunakan di rute jalan curam. Karena itu, ia membuka pintu bagi Danet bila ingin melanjutkan proyek tersebut. "Kalau Danet mau membuat dengan gear box, saya akan pesan," katanya. "Bila tidak, pasti ada orang lain yang minat."
Sebelumnya, kedua orang ini terlibat sengketa hak kepemilikan intelektual. Beberapa waktu lalu, Danet merasa dicurangi Dahlan Iskan. Salah satu anak buah Dahlan, Ricky Eslon, diduga telah membongkar mesin mobil "Ferarri" listrik itu tanpa sepengetahuannya. Sama seperti Dahlan, Ricky membantah tudingan tersebut.
Danet menduga terjadi pencurian teknologi dalam proses bongkar mobil tadi. "Mesinnya diutak-atik dan dilihat seperti apa teknologinya, bagaimana redesign engineering-nya," kata Danet.
ANANDA PUTRI