TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Komersial PT Mandala Airlines, Brata Rafly, mengatakan pangsa pasar Mandala sebagai maskapai berbiaya murah atau low cost carrier (LCC) belum mencapai 10 persen. "Kami masih di bawah 10 persen, mungkin 5 persen," katanya seusai peluncuran "Tigerconnect", Rabu, 9 Januari 2013.
Saat ini Mandala Airlines baru mengoperasikan lima pesawat. Menurut dia, tak mudah untuk bersaing dengan LCC yang sudah memiliki nama besar di Indonesia, seperti Lion Air.
Brata juga mengatakan belum bisa mengungkapkan target jumlah penumpang tahun ini, karena ada rute-rute yang belum dioperasikan.
Ia menyebut tingkat keterisian Mandala cukup baik. Tahun lalu, angka keterisian tersebut tercatat 70-80 persen. Tahun ini, menurut Brata, pihaknya menargetkan angka di kisaran yang sama.
Awal bulan ini, Mandala Airlines meluncurkan tiga rute penerbangan. "Jakarta-Surabaya, Surabaya-Singapura, dan Surabaya-Kuala Lumpur," kata Brata. Maskapai mengoperasikan Airbus A320 untuk rute-rute itu.
Dengan penambahan tiga rute baru tersebut, Mandala sekarang mempunyai 11 rute dengan 26 penerbangan harian. Kesebelas rute tersebut terdiri atas empat rute domestik serta tujuh rute internasional.
Mandala Airlines berencana membuka rute internasional baru ke Australia. "Jadi nanti kami mau jalan sendiri, misalnya Denpasar-Australia atau Jakarta-Perth."
Mandala Airlines kembali beroperasi 5 April 2012 setelah sempat berhenti terbang pada 13 Januari 2011 akibat kekurangan dana operasional dan menumpuknya utang. Maskapai ini memulai layanannya dengan penerbangan perdana dari Jakarta ke Medan pada 5 April 2012.
MARIA YUNIAR