TEMPO.CO, Cilegon--Cuaca buruk yang terjadi diperairan Selat Sunda sejak beberapa hari terahir mengakibatkan akivitas dipelabuhan Merak terganggu. PT ASDP Ferry Indonesia Cabang Merak, menghentikan aktivitas bongkar muat penumpang dan kendaraan didua dermaga, yakni dermaga IV dan V sejak Rabu, 9 Januari malam.
Juru bicara PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, Mario S Oetomo mengatakan, cuaca buruk yang terjadi malam ini, Rabu 9 Januari 2013 telah membuat kapal yang akan sandar di dermaga IV dan V mengalami kesulitan sandar. "Demi keselamatan, untuk sementara semua aktivitas di dua dermaga tersebut dihentikan hingga cuaca mulai membaik," kata Mario.
Mario mengatakan, dari lima dermaga yang ada di Pelabuhan Merak, dermaga IV dan V lokasinya langsung berhadapan dengan laut lepas, dimana arus cukup kuat di dermaga tersebut dibanding dermaga lainnya. "Tiga dermaga masih bisa dilalui kapal ferry namun, untuk 2 dermaga itu arusnya sangat deras dan sangat membahayakan ," ujar Mario.
Menurutnya, berdasarkan informasi dari BMKG, kecepatan angin diperairan selat sunda mencapai 35 knot. Akibatnya, waktu berlayar kapal ferry menjadi lambat. Biasanya, perjalanan Merak-Bakauheni bisa ditempuh selama 3 jam, namun kondisi cuaca seperti ini terlamabat sekitar 1 jam. "Bahkan akibat kencangnya angin untuk proses bongkar muat menjadi lebih lama, biasanya hanya sekitar 40 menit," ujarnya
Menurutnya, kondisi cuaca yang cukup ektrim saat ini kapal beroperasi di Pelabuhan Merak - Bakaueni sebanyak 17 unit kapal ferry.
Selain itu, akibat cuaca buruk salah satu alat penunjuk atau rambu kapal terlepas karena terhantam gelombang tinggi. Rambu berwarna merah tersebut terbawa arus hingga masuk dermaga II pelabuhan Penyeberangan Merak.
General Manager PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Merak, Supriyanto mengatakan, terlepasnya rambu itu tidak akan mempengaruhi jalur penyeberangan di Pelabuhan Merak. Dirinya menganggap para nahkoda Kapal sudah paham dengan medan di pelabuhan itu.
"Tidak ada pengaruh apapun, mereka sudah hapal medannya. Lagi pula rambu itu berfungsinya hanya malam hari," katanya singkat.
Sementara itu, salah satu staff PT ASDP yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, rambu tersebut berfungsi untuk mengetahui kedalaman laut. "Rambu yang berwarna merah berarti laut itu dangkal, jika kapal melewati perairan yang dankal bisa berbahaya," katanya.
WASI'UL ULUM