TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan perjuangan untuk Tucuxi harus tetap berjalan. Meskipun andaikata Danet Suryatama, sang pencipta Tucuxi, kecewa dan tak lagi mau diajak bekerja sama, Dahlan mengaku tidak ada masalah. "Itu hak Mas Danet. Kan juga masih ada empat putera petir lainnya," kata Dahlan saat hendak diperiksa terkait kecelakaan Tucuxi miliknya di Kepolisian Daerah Jawa Timur, Kamis, 10 Januari 2013.
Empat putera petir tersebut adalah Mario Rivaldi, Ravi Desai, Riki Elson, dan Dasep Ahmadi yang telah berhasil menciptakan sistem mobil gear box.
Dahlan mengaku kagum terhadap mobil ciptaan Danet ini. "Kekuatan dan akselerasinya luar biasa," katanya. Menurut Dahlan, jika mobil listrik ini diuji hanya mengelilingi Jakarta atau Sentul, maka tidak akan ditemukan kelemahan yang sebenarnya. Dengan demikian, putera petir akan dapat memperbaiki keseluruhan sistem mobil listrik.
Ketika disinggung permasalahan Hak Kekayaan dan Intelektual (HaKI), Dahlan mengatakan sepenuhnya milik Danet. "HaKI-nya milik Mas Danet, mobilnya milik saya," ujarnya.
Danet Suryatama, pencipta mobil listrik Tucuxi, berencana melaporkan dugaan pencurian hak intelektual karena pembongkaran mesin "Ferrari listrik" itu. Danet merasa dicurangi Dahlan Iskan.
DEWI SUCI RAHAYU|KUKUH S WIBOWO