TEMPO.CO, Serang -- Jalan tol Tangerang-Merak masih terputus akibat luapan Sungai Ciujung yang menggenangi jalan tol setinggi 1 hingga 2 meter sepanjang 3 kilometer, yakni dari kilometer 57, 58, dan 59, Jumat, 11 Januari 2013. Akibatnya, akses yang menghubungkan antara Pulau Jawa dan Sumatera lumpuh akibat diterjang banjir.
Pantaun Tempo, luapan air Sungai Ciujung yang memiliki hulu di Kabupaten Lebak ini telah menggenangi jalan tol Tangerang-Merak sejak pukul 00.00 WIB Kamis kemarin, dengan ketinggian hingga 1 meter. PT MMS langsung menutup jalur dan mengeluarkan kendaraan di dua pintu tol. Hingga Jumat pagi, akses jalan tol masih ditutup.
Untuk kendaraan arah Merak dikeluarkan di gerbang tol Ciujung, Kabupaten Serang, atau di Km 60. Sedangkan kendaraan dari arah Tangerang dikeluarkan di gerbang tol Balaraja Barat, Kabupaten Tangerang, atau di Km 39. Lihat jalur alternatifnya.
Akibatnya, antrean kendaraan mengular hingga puluhan kilometer dari arah Merak maupun Tangerang. Dengan demikian, volume kendaraan dari arah berlawanan menumpuk dan menyebabkan kemacetan. Kemacetan ini membuat antrean kendaraan cukup panjang dari arah Merak menuju Jakarta dan sebaliknya.
Sedangkan ratusan warga di Desa Undarandir, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, kemudian memanfaatkan badan jalan tol untuk tempat mengungsi, tepatnya di Km 57 dan Km 58. Ratusan warga Undarandir ini mendirikan tenda-tenda darurat untuk menyelamatkan diri dan barang-barang berharga mereka. "Pengaturan lalu lintas di jalan tol ini sudah kami lakukan sebelum air sungai menggenangi jalan tol Tangerang-Merak," kata Humas PT MMS, Rahmatullah, Kamis, 10 Januari 2013.
Salah seorang sopir truk, Jaman, 32 tahun, warga Lampung Selatan yang akan melakukan pengiriman barang dari Pelabuhan Merak ke Tangerang, masih tertahan di jalan tol sejak pukul 16.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. "Saya belum bisa keluar dari jalan tol, macetnya parah," katanya.
Adapun Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, Suyadi Wiraatmadja, mengatakan, ketinggian air di Bendungan Pamarayan sejak pagi pada pukul 06.00 WIB, yaitu 2.600 meter kubik per detik. Namun, pada pukul 19.00 WIB, ketinggian air sudah mulai turun, yaitu 1.900 meter kubik per detik.
Menurut dia, bertahannya banjir yang ada di Banten ini disebabkan kondisi air laut di perairan Banten utara dan Banten selatan sedang mengalami pasang, sehingga air sulit mengalir. "Banjir di Banten telah menerjang 46 kecamatan di lima wilayah, yaitu Kabupaten Lebak, Pandeglang, Kabupaten Serang, Tangerang, dan Kota Serang," kata Suyadi. Simak berita-berita banjir.
WASI'UL ULUM