TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta akan segera menetapkan status siaga darurat bencana selama dua bulan mendatang. Penetapan status tersebut berdasarkan pencanangan bulan siaga darurat bencana nasional dari Januari-Maret 2013 untuk banjir dan longsor.
"Bencana parsial sudah merata terjadi di empat kabupaten dan satu kota di DIY," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Gatot Saptadi, kepada Tempo, Jumat, 11 Januari 2013.
Baca Juga:
Berdasarkan pemetaan BPBD DIY, hampir semua wilayah terdapat potensi bencana secara spesifik. Bantul dan Kulonprogo potensial terjadi longsor, banjir, dan angin kencang. Gunungkidul juga potensial bencana akibat tingginya ombak laut selatan. Sedangkan banjir lahar dingin masih menjadi perhatian utama di kawasan Sleman dan Yogyakarta
DIY mendapatkan alokasi dana Rp 3 miliar untuk siap pakai kondisi darurat bencana. Dana tersebut dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang telah masuk ke rekening BPBD DIY. "Kami akan alokasikan sesuai kebutuhan daerah. Pemerintah DIY hanya sebagai pendamping," kata Gatot.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Prasetyo mengatakan bahwa status siaga itu juga berdasarkan rekomendasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Di perkirakan hingga dua bulan ke depan adalah puncak musim penghujan.
Status siaga bencana penghujan itu akan diikuti dengan pendirian posko tak kurang di 50 titik kabupaten dan kota di wilayah DIY. Salah satu yang jadi prioritas adalah antisipasi bencana longsor di wilayah Gedangari Gunung Kidul, Imogiri Kabupaten Bantul, dan Girimulyo Kulonprogo.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG DIY Toni Agus Wijaya kepada Tempo menyatakan jika curah penghujan pada Januari-Februari 2013 ini memang diprediksi meningkat tajam. "Curah hujan rata-rata bisa mencapai 450 milimeter, jadi perlu ada perhatian khusus untuk antisipasi potensi bencana," katanya.
PITO AGUSTIN RUDIANA | PRIBADI WICAKSONO.