TEMPO.CO, Tangerang - Sekitar 2.000 jiwa korban banjir masih mengungsi di jalan tol Tangerang-Merak, tepatnya di KM 57. Ribuan penduduk dari Desa Undarandir, Picon, dan Mean, Kecamatan Kragilan, Serang, Banten, ini terpaksa membangun tenda di sana karena pemukiman mereka terendam banjir.
Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten, Hayatun Wiguna, mengatakan meski banjir sudah mulai menyusut, para pengungsi masih memilih bertahan di tenda pengungsian karena takut banjir susulan. "Karena hujan masih mengguyur wilayah ini," kata Hayatun kepada Tempo di lokasi pengungsian, Jumat, 11 Januari 2013.
Menurut dia, ada 954 keluarga yang mengungsi di tenda pengungsian karena 669 rumah warga terendam banjir dan 10 rumah roboh diterjang air. "Semua korban banjir sudah dievakuasi dan diungsikan di tenda pengungsian tol Km 57," katanya.
Salah satu pengungsi, Rohman, 70 tahun, mengatakan sudah dua malam dia berada di tenda pengungsian bersama para korban banjir lainnya. Warga Desa Undarandir ini mengungsi bersama istri dan anak-anaknya karena rumahnya terendam banjir setinggi tiga meter. "Mengungsi di jalan tol adalah pilihan terakhir karena tidak ada tempat lain," katanya.
Sebagian pengungsi meminta sumbangan kepada pengendara yang melintas. Dengan menggunakan topi serta kardus mie instan, warga meminta sumbangan sukarela kepada para pengendara yang terjebak kemacetan panjang.
JONIANSYAH