TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga terpilih Roy Suryo menuturkan bahwa ia tidak pernah mementingkan ego ketika mengambil keputusan masuk dalam kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. "Tugas ke depan lebih besar, tidak ada pilihan untuk menolak, saya tidak pertahankan ego," ujar Roy ketika dihubungi Ahad, 13 Januari 2013.
Ego yang dimaksud disini mengacu pada cuit yang pernah ditulis Roy pada 15 Januari 2013. Melalui akun @KRMTRoySuryo, dia pernah menulis balasan kepada akun @benzjava soal jabatan Menpora. "Kita tidak perlu berandai2, karena "jauh panggang dari api" dan saya akan menolak (secara elegan), karena memang bukan bidangnya," tulis Roy ketika itu.
"Kalau saya meninggikan ego, maka saya akan menolak (jadi Menpora), lalu saya populis, terkenal dan dianggap sok berani," kata pengamat telematika ini. Tapi, ia menambahkan, menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga adalah demi kepentingan negara. "Ada kekosongan jabatan," ujar dia. Jabatan yang dulunya diisi Andi Alifian Mallarangeng tersebut kosong sejak 7 Desember 2012 setelah Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Andi sebagai tersangka dalam kasus pembangunan stadion Hambalang.
Roy menjelaskan, ihwal cuit penolakan itu dan keputusannya saat ini, sudah tidak penting lagi untuk dibahas. "Saya akui kompetensi saya minim, tapi saya tahu pasti mau apa nantinya," ia menambahkan. Kini fokusnya adalah bertanggung jawab terhadap jabatan baru yang akan dia tunjukkan dalam sikap dan keputusannya sebagai menteri baru.
Roy secara resmi akan dilantik pada Selasa, 15 Januari 2013. Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, anggota Komisi Pertahanan dan Luar Negeri ini cakap untuk mengemban tugas sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. "Saya juga mempertimbangkan integritas yang bersangkutan," kata dia. Presiden berpendapat, berdasarkan hasil wawancara, serta uji kepatutan dan kelayakan, Roy Suryo kompeten untuk menjalankan tiga tugas utama Menteri Pemuda dan Olahraga yang baru.
DIANING SARI