TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) menargetkan bisa menyerap sapi lokal hingga 500 ribu ekor sepanjang tahun ini, naik tiga kali lipat lebih dibandingkan tahun lalu yang hanya 150 ribu ekor. Lonjakan penyerapan industri penggemukan sapi (feedlot) ini disebabkan pengurangan kuota impor sapi bakalan tahun ini menjadi hanya 267 ribu ekor dari tahun lalu 283 ribu ekor.
"Penyerapan sapi lokal ini kami harapkan meningkat untuk menutupi kebutuhan industri feedlot," kata Direktur Eksekutif Apfindo, Joni Liano, ketika dihubungi Tempo, Senin, 14 Januari 2013. Target penyerapan 500 ribu ekor sapi lokal tersebut dihitung dari 20 persen kapasitas kandang yang tersedia saat ini sebanyak 1.125.000 ekor sapi.
Namun, menurut dia, ada beberapa kendala yang bisa mengganggu efektivitas penyerapan tersebut. Pertama, transportasi dan distribusi sapi lokal dari wilayah produsen ke peternakan masing-masing perusahaan feedlot. Kedua, sulitnya mencari sapi lokal dari peternak yang disebabkan tidak seluruh peternak mau melepaskan sapinya. Ketiga, persoalan harga sapi lokal yang lebih mahal ketimbang sapi bakalan impor.
Berdasarkan hasil sensus ternak Badan Pusat Statistik, populasi sapi potong sebesar 14,8 juta ekor, sapi perah 600 ribuekor, dan kerbau 1,3 juta ekor. Dengan demikian, jumlah populasi ternak secara keseluruhan mencapai 16,7 juta ekor.
Kebutuhan daging nasional sepanjang 2013 sebesar 550 ribu ton. Dari total kebutuhan tersebut, sebanyak 85 persen dipenuhi dari dalam negeri, dan 15 persen dari impor. Impor dibagi dalam bentuk impor daging sapi beku sebesar 32 ribu ton, dan 267 sapi bakalan setara 48 ribu ton daging.
ROSALINA