Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Prancis Gempur Sarang Pemberontak Mali

image-gnews
Jet tempur Perancis terus-terusan menggempur Mali sejak Jumat lalu. Bbc.co.uk
Jet tempur Perancis terus-terusan menggempur Mali sejak Jumat lalu. Bbc.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Bamako - Angkatan Udara Prancis melancarkan serangan paling gres ke Kota Gao, Mali Utara, yang dikuasai oleh pemberonak MUJAO, kelompok bersenjata yang berafiliasi ke Al-Qaeda, Ahad, 13 Januari 2013.

Sebelumnya negeri penjajah Mali itu sudah dua kali menyerang wilayah Mali. Akibat gempuran dari langit itu, warga menjelaskan kepada kantor berita AFP, sejumlah pangkalan para pemberontak hancur dan memaksa pejuang melarikan diri.

Serangan ke Gao, kota terbesar di padang pasir yang dikuasai oleh pejuang, merupakan serangan hari ketiga Prancis setelah adanya serangan yang meransek ke daerah-daerah yang dikuasai pemberontak sejak April 2012.

"Ada puluhan kali serangan udara dari pasukan Prancis ke Gao dan sekitarnya. Seluruh markas pemberontak Islam hancur," kata seorang warga kepada AFP melalui telepon.

Pada serangan lain, Ahad, pasukan udara Prancis menyerang sebuah kamp yang digunakan oleh pejuang Jihadis sebagai tempat menyimpan amunisi dan perlengkapan tempur lainnya bagi kepentingan kelompok Ansar Dine.

Sejumlah saksi mata mengatakan, jet-jet tempur menghantam beberapa kamp pejuang di Lere, sekitar 150 kilometer sebelah utara Konna, kota kunci bagi Prancis untuk mengambil alih kembali sejumlah daerah yang dikuasai pemberontak.

"Kamp Lere yang telah ditinggalkan oleh pasukan Mali dan digunakan untuk markas oleh pemberontak Islam benar-benar rata akibat serangan udara," kata pejabat lokal melalui telepon dari Mauritania, tempat dia mengungsi.

Koresponden Al Jazeera, Mohammed Adow, melaporkan dari ibu kota Bamako, otoritas mengklaim berhasil menguasai kembali daerah yang diduduki oleh pemberontak. Namun, tak dapat dipungkiri telah jatuh korban di kalangan sipil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Wali Kota Kono mengatakan, sedikitnya tiga anak kecil meninggal dunia akibat melompat ke sungai. Ketiganya mencoba menghidari gempuran udara," kata Adow.

Serangan pertama melawan pemberontak yang mengusai utara Mali menyebabkan setidaknya 11 orang tewas, termasuk tiga anak kecil. Gempuran udara Prancis juga menghancurkan gudang senjata dan amunisi yang digunakan oleh Ansar Dine, yang artinya Pelindung Iman. Pemimpin kelompok bersenjata ini memiliki hubungan dengan Al-Qaeda di Maghribi Islam.

Menurut sumber-sumber keamanan yang tak bersedia disebutkan namanya, serangan Ahad, juga menyasar ke Douentza dan Nampala.

Kehadiran pasukan Prancis ini sebagai jawaban atas permintaan Presiden Mali Dioncounda Traore terhadap negara penjajah karena pasukannya kedodoran menghadapi perlawanan para pemberontak terutama di wilayah utara. Keterangan tersebut disampaikan oleh duta besar Prancis untuk PBB  Gerard Araud, kepada wartawan seusai mengadakan pertemuan darurat dengan Dewan Keamanan PBB, Kamis, 10 Januari 2013.

Araud mengatakan, resolusi Dewan Keamanan berisi seruan kepada seluruh anggota agar memberikan bantuan dalam memecahkan krisis Mali di semua aspek, termasuk masalah militer dan politik. "Dewan juga perlu memberikan dukungan kepada otoritas negara ini untuk mengakhiri ancaman teroris."

AL JAZEERA | CHOIRUL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

1 Mei 2017

Mirage 2000. AP/Donato Fasano
Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.


Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

23 Agustus 2016

Seorang wanita merawat kambing milik keluarganya, di rumah sederhana mereka di sebelah Masjid Djingareyber, situs Warisan Dunia UNESCO, di Timbuktu, Mali, Selasa (23/7). AP/Rebecca Blackwell
Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.


Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

23 November 2015

Pasukan khusus militer Perancis yang ikut turun dalam menyelamatkan ratusan warga yang disandera oleh belasan militan, membentangkan garis polisi di depan Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015. Pembebasan ratusan sandera tersebut dilakukan oleh pasukan Khusus Perancis, pasukan PBB dan dua anggota pasukan khusus Amerika Serikat. REUTERS
Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

Senegal siap membantu Mali.


Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

23 November 2015

Petugas mengevakuasi sejumlah jenazah dalam aksi penyanderaan oleh belasan militan di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015. Aksi penyanderaan tersebut berlangsung selama 9 jam. REUTERS
Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.


Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

21 November 2015

Petugas menunjukkan bendera para pelaku penyandera sejumlah pengunjung dan pegawai Hotel di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015.  Kelompok jihad Al Mourabitoun yang bersekutu dengan al Qaeda dan bekas koloni Perancis, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. REUTERS
Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.


Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas

21 November 2015

Petugas menunjukkan bendera para pelaku penyandera sejumlah pengunjung dan pegawai Hotel di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015.  Kelompok jihad Al Mourabitoun yang bersekutu dengan al Qaeda dan bekas koloni Perancis, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. REUTERS
Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas


Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.


Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

20 November 2015

Dalam gambar yang diambil darii Mali TV ORTM, petugas keamanan memberikan instruksi kepada rekannya di dalam Radisson Blu Hotel di Bamako, Mali, 20 November 2015. Kelompok bersenjata menyandera seluruh orang dalam hotel itu setelah berteriak
Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi


Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

20 November 2015

Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita. Wikimedia.org
Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.


Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

20 November 2015

Warga berhamburan dari hotel Radisson Blu, tempat penyanderaan oleh kelompok bersenjata, di Bamako, Mali, 20 November 2015. Dikabarkan 10 militan bersenjata menyandera 140 tamu dan 30 staf hotel tersebut. AP/Harouna Traore
Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.


Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

20 November 2015

Seorang sandera dikawal keluar dari lokasi penyanderaan di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015. Hingga saat ini 80 orang berhasil dibebaskan, dan tiga orang dikabarkan tewas saat militan memasuki hotel itu. REUTERS/REUTERS TV
Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.